Harga Sewa Apartemen di Jakarta Masuk Kategori Sangat Mahal
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id – Ternyata sewa apartemen hunian di Tokyo, Beijing atau Sydney lebih terjangkau daripada di Jakarta. Sebuah situs pencarian apartemen yang berbasis di AS memaparkan pengamatannya dalam sebuah laporan baru.
Kelompok RENTCafé mengatakan bahwa rata-rata keluarga yang tinggal di Jakarta harus mengeluarkan lebih dari sepertiga pendapatan tahunan mereka untuk membayar uang sewa. Jumlah ini dianggap sangat besar dan membebankan.
Colliers Internasional, group yang berbasis di AS itu mengatakan bahwa studi itu bermaksud untuk mengetahui, "berapa banyak pendapatan yang diperoleh warga di berbagai kota besar dunia, dan apakah penghasilan mereka itu cukup untuk membayar sewa apartemen." Berdasarkan studi tentang keterjangkauan perumahan menempatkan Jakarta di peringkat 19 dari 30 kota dan digolongkan sebagai cukup membebani -moderately rent-burdened.
Drektur Colliers International, Gene Sugandy mengatakan, situasi di Jakarta Pusat bahkan sebenarnya lebih buruk lagi dari apa yang disebutkan oleh laporan tersebut.
"(Harga sewa apartemen) jauh di luar jangkauan. Pada dasarnya Anda harus menjabat sebagai direktur perusahaan untuk bisa tinggal di Jakarta Pusat," katanya, seperti dikutip dari BBC, 23 Juni 2017.
"Gaji yang diperoleh orang di Jakarta tidak bisa menjangkau harga apartemen. Di Jakarta Pusat, apartemen apapun harga sewanya akan berkisar antara Rp33 juta hingga Rp50-60 juta di banyak apartemen. Sementara gaji manajer pada umumnya sekitar Rp18 juta-25 juta. "
Lebih parah lagi, katanya, di Jakarta penyewa kebanyakan 'diharuskan membayar di muka untuk suatu periode, biasanya minimum satu tahun, dan uang sewa setahun itu akan merupakan jumlah yang sangat besar," kata Gene Sugandy pula.
Kemahalan sewa apartemen di Jakarta bahkan jauh di atas Malaysia. Menurut lembaga ini, ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur muncul sebagai salah satu tempat terbaik untuk penyewa.
Penelitian RENTCafé menemukan bahwa rata-rata harga sewa pemukiman di sana hampir tidak mencapai 20 persen dari rata-rata pendapatan rumah tangga.
Sedangkan kota yang paling buruk menurut indeks ini adalah Mexico City.