Taiwan Akan Larang Makan Daging Anjing dan Kucing

Ilustrasi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Dewan Legislatif Taiwan segera mengesahkan undang-undang yang melarang memperjualbelikan dan memakan daging anjing dan kucing. Legalisasi ini dilakukan dalam langkah mereka menuju wilayah ramah hewan.

Pada Selasa, 11 April 2017, Dewan Legislatif Yuan menyetujui amandemen untuk Perlindungan Hewan di Taiwan. Amandemen ini akan melarang penjualan, pembelian, konsumsi atau memiliki daging anjing dan kucing. Mereka yang melanggar akan didenda antara 1.600 dolar AS hingga 8.100 dolar AS. Foto pelaku juga akan disebarluaskan kepada publik.

Diberitakan oleh Shanghaiist yang mengutip media Taiwan, Focus Taiwan News, amandemen tersebut disponsori oleh Wang Yu-min, seorang legislator dari Kuomintang. Ia mengatakan, ini adalah legislasi pertama kali di Asia. Seperti tahun 2001, di mana untuk pertama kalinya kepulauan itu melarang penjualan daging anjing dan kucing.

Petinggi Taiwan juga memuluskan legislasi tersebut pada Selasa, 11 April 2017. Melalui amandemen tersebut, seseorang yang melakukan kekejaman pada hewan akan didenda. Mereka yang secara sengaja melakukan kekerasan pada hewan akan menerima hukuman maksimal dua tahun penjara, dan didenda mulai 16.000 dolar AS hingga 65.000 dolar AS.

Sebelum disahkan, amandemen tersebut masih perlu ditandatangani oleh Kabinet dan Kantor Kepresidenan. Diharapkan sebelum akhir bulan, pengesahan itu sudah selesai.

Amandemen tersebut diajukan sebagai respon karena tingginya kasus kekerasan pada hewan yang membuat warga Taiwan merasa terganggu dan jijik.

Tahun lalu, sebuah rekaman video kekejaman pada seekor anjing yang dilakukan oleh sekelompok anggota marinir Taiwan menjadi viral. Mereka merekam adegan memukuli seekor anjing, menggantungnya dan melempar mayat anjing tersebut ke laut. Rekaman itu memicu kemarahan dan tuntutan investigasi juga memicu kemarahan dan protes publik.

Di China, insiden kekerasan pada hewan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Namun sejauh ini, legislator di China tak melakukan apa-apa untuk mengubah UU Perlindungan Hewan yang sangat lemah di negara tersebut. Sehingga siapa saja bisa menyiksa hewan tanpa konsekuensi.

Bahkan, di kota Yulin, salah satu provinsi di Guizhou, setiap tahun diselenggarakan sebuah festival yang kontroversial, yaitu festival daging anjing. Di mana setiap festival diadakan, sekitar 10.000 anjing dibantai, dimasak dan disajikan pada pengunjung. (ase)