Inggris Dikecam karena Mendekat ke Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Sumber :
  • REUTERS/Lean Daval Jr

VIVA.co.id – Menteri Perdagangan Internasional Inggris, Liam Fox, menghadapi kecaman karena mendorong nilai-nilai kebersamaan dengan Filipina.

Hal ini diutarakan Fox saat pertama kali ia menemui Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte, di Istana Malacanang, Manila, hari ini, sebelum mengunjungi Indonesia.

"Inggris dan Filipina memiliki kepentingan yang mapan dan hubungan yang kuat. Hubungan ini dibangun atas dasar nilai-nilai kebersamaan satu sama lain," kata Fox, dari situs Belfast Telegraph, Rabu 5 April 2017.

Fox, yang dilantik setelah referendum Inggris lepas dari Uni Eropa, ini menghebohkan dunia internasional saat ia menyerukan untuk membangun hubungan lebih erat dengan Filipina.

"Kami tidak menutup mata terhadap hambatan perdagangan dan investasi, termasuk isu korupsi dan HAM. Pengetahuan dan pemahaman dua negara ini akan meningkatkan kemampuan dalam mengatasi persoalan yang menjadi perhatian kami," ujar Fox.

Menanggapi hal itu, Ketua Komite HAM Bersama, Harriet Harman, mengatakan bahwa pernyataan Fox dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi Inggris.

"Ada bahaya nyata di situ. Ini menandakan Inggris telah putus asa dengan menukarkan perdagangan dan hak asasi manusia, yang selalu ada dalam kontrak Uni Eropa. Inggris sekarang (sudah) keluar (dari Uni Eropa)," papar Harman.

Seperti diketahui, Barat mengecam kebijakan mantan Wali Kota Davao ini yang memburu dan membunuh para bandar dan pengedar narkoba.

"Di Davao, saat aku menjabat Wali Kota, aku melakukannya (membunuh) dengan tanganku sendiri. Hanya untuk menunjukkan kepada orang-orang (polisi), kalau aku bisa melakukannya. Mengapa Anda (polisi) tidak bisa?" kata Duterte, menegaskan.