China Tetap Lanjutkan Proyek Empat Reaktor Nuklirnya

Teknisi bekerja di perangkat fusi nuklir
Sumber :
  • www.ibtimes.co.uk

VIVA.co.id – State Power Investment Corp di China mengatakan kebangkrutan Westinghouse tidak akan berdampak besar pada rencana pembuatan nuklir negeri 'Tirai Bambu' itu. Kedua belah pihak juga memastikan proyek reaktor AP1000 akan selesai tepat waktu tahun ini.

Proyek AP1000 merupakan proyek pertama kelas dunia yang dirancang oleh Westinghouse. Dibangun di Sanmen, pantai timur China, proyek ini merupakan salah satu dari empat reaktor yang direncanakan memanfaatkan State Power.

"Kedua belah pihak menyadari pentingnya proyek AP1000 dan sepakat untuk terus membuat proyek prioritas umum. Keduanya juga akan saling meningkatkan investasi untuk memastikan target penempatan reaktor terpenuhi tahun ini," kata sebuah pernyataan tertulis SPIC, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis, 30 Maret 2017.

AP1000 pertama kali rampung pada tahun 2014. Konstruksi sempat mengalami penundaan akibat masalah desain dan adanya peninjauan ulang industri nuklir nasional, setelah bencana Fukushima tahun 2011. Westinghouse berharap AP1000 menjadi pusat strategi nuklir China dan mampu memenangkan puluhan proyek baru.

Meski demikian, sebuah sumber dari industri ini mengatakan, perusahaan yang berbasis di Pittsburgh tersebut meremehkan kemampuan China untuk mengembangkan desain buatan generasi ketiganya sendiri. Tercatat,  reaktor China "Hualong 1" dipilih oleh AP1000 untuk sejumlah proyek nuklir dalam negeri.

Seorang pejabat senior industri nuklir China mengatakan, reaktor itu masih harus masuk ke tahap pengoperasian penuh pada paruh kedua 2017. “Restrukturisasi Westinghouse tidak akan berdampak besar pada kinerja reaktor generasi ketiga, seperti pembangunan AP1000, pembangunan berkelanjutan dari reaktor CAP1000, atau proyek demonstrasi CAP1400,” ujar perusahaan itu, mengacu pada pengembangan ketiga jenis desain reaktor tersebut.

Westinghouse, yang dimiliki oleh konglomerat Jepang Toshiba, mengajukan kebangkrutan pada Rabu, 29 Maret 2017. Pengajuan ini dipicu lantaran "terbuangnya" miliaran dolar secara cuma-cuma untuk membiayai empat reaktor yang sedang dibangun di AS. (ase)