Bom Mobil Meledak di Masjid Pakistan, 22 Tewas
- REUTERS/Mohsin Raza
VIVA.co.id – Sebuah ledakan hebat terjadi di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Akibatnya 22 orang tewas dan sekitar 70 orang luka-luka.
Ledakan tersebut terjadi di kota Parachinar, sebuah wilayah yang didominasi Muslim Syiah. Sebuah laporan yang disampaikan oleh BBC, Jumat, 31 Maret 2017, ledakan itu terjadi menjelang salat Jumat. Ledakan berasal dari sebuah bom mobil yang ditinggalkan dekat area pintu masuk untuk perempuan di sebuah masjid.
Dokter di rumah sakit lokal mengatakan mereka membutuhkan banyak darah untuk membantu pasien yang terus berdatangan ke rumah sakit. "Kami telah menerima lebih dari tiga puluh pasien. Dan jumlah itu terus bertambah. Mereka dibawa menggunakan ambulans dan mobil pribadi," ujar seorang dokter kepada Reuters, 31 Maret 2017.
Pihak militer Pakisten juga telah mengirimkan ambulans untuk mengangkut pasien ke rumah sakit yang lebih baik perawatannya. Ledakan yang sangat kuat itu juga menghancurkan pertokoan dan kendaraan yang berada di sekitar masjid.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk serangan tersebut. Ia mengatakan, pemerintah akan terus berjuang untuk menekan ancaman terorisme.
Sejak awal tahun 2017, pemerintah Pakistan terus menghadapi aksi kekerasan di negaranya. Bulan lalu, sekitar 80 orang tewas dalam sebuah serangan di provinsi Sindh. Serangan tersebut dilakukan ditempat dimana kelompok sufi biasa berkumpul. Belakangan, kelompok militan ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan itu.
Parachinar juga sudah menjadi target serangan sejak Januari lalu. Bulan itu, bom meledak di sebuah pasar tradisional dan menewaskan 20 orang. Sebuah faksi dari kelompok Taliban Pakistan mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Parachinar adalah ibu kota Kurram, salah satu wilayah kesukuan di Pakistan. Di wilayah ini, pemerintah lebih merujuk pada hukum lokal dan adat istiadat. Wilayah ini juga dikenal sebagai wilayah paling sering terjadi bentrokan antara kelompok Muslim Sunni dan Muslim Syiah.