Afghanistan Ingin Berguru ke Indonesia soal Deradikalisasi
- REUTERS/Khuram Parvez
VIVA.co.id – Indonesia dan Afghanistan akan bekerjasama memerangi terorisme yang lebih efektif melalui deradikalisasi. Hal ini akan menjadi fokus pembicaraan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dengan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia pada 5-6 April 2017.
Direktur Asia Selatan dan Tengah dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, Ferdy Piay, mengungkapkan kedua kepala negara juga membahas menciptakan perdamaian di Afghanistan.
Selama ini, Indonesia sangat aktif terlibat melalui berbagai komitmen untuk memperkuat perdamaian (peace building) serta rekonsiliasi pascakonflik.
"Presiden Afghanistan ingin melihat pengalaman Indonesia dalam menghadapi konflik dan bagaimana penyelesaiannya. Pengalaman ini akan dibawa Presiden Ghani ke Afghanistan untuk dipraktikkan," kata Ferdy di Jakarta, Kamis, 30 Maret 2017.
Menurutnya, selama ini Afghanistan memandang Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat maju dalam bidang deradikalisasi dibandingkan negara mana pun.
Tukar Pengalaman
Beberapa program milik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme seperti kerangka kerja sama pelatihan deradikalisasi akan menjadi salah satu modal pertukaran pengalaman kedua negara.
"Program deradikalisasi itu seperti bagaimana mengubah orang yang tadinya radikal kemudian kembali 'normal' dan bisa membaur dengan masyarakat. Itulah yang sedang Afghanistan petik pelajaran dari Indonesia. Mereka ingin tahu formulanya seperti apa," ujar Ferdy, menegaskan.
Seperti diketahui, saat ini isu terkait radikalisme dan ekstremisme sangat mengemuka di Afghanistan. Sehingga, berbagai program deradikalisasi yang dimiliki oleh Indonesia, diyakini bisa turut membantu dan mengurangi radikalisme di negeri bekas jajahan Uni Soviet itu.
Kunjungan ini juga tergolong bersejarah, mengingat Ashraf Ghani adalah Presiden Afghanistan pertama bertandang ke kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. (ren)