RI Desak Dunia Segera Lucuti Semua Senjata Nuklir
- PTRI New York
VIVA.co.id – Indonesia mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir agar segera melucuti pemusnah massal itu. Ini mengingat bahayanya senjata nuklir bagi kemanusiaan.
Demikian seru Duta Besar Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Dia berbicara pada Konferensi perundingan Traktat pelarangan senjata nuklir di New York, Senin waktu setempat (Selasa dini hari WIB).
“Situasi keamanan dunia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ancaman senjata nuklir. Untuk itu, satu-satunya cara untuk melawan ancaman dan penggunaan senjata nuklir adalah penghapusan total seluruh senjata nuklir di dunia,” tegas Dubes Djani di hadapan Sekretaris Jenderal PBB dan negara-negara peserta Konferensi, seperti yang disiarkan oleh Kantor Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York hari ini.
Selama ini negara-negara pemilik senjata nuklir menjadikan alasan keamanan sebagai upaya melegitimasi keberadaan senjata nuklirnya. Namun, Dubes Djani memandang bahwa justru keberadaan senjata nuklir tersebut semakin mengancam keamanan global. Untuk itu, Indonesia sangat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam perundingan pelarangan senjata nuklir.
Konferensi perundingan Traktat perlarangan senjata nuklir dilaksanakan di New York sejak tanggal 27 Maret 2017 hingga tanggal 31 Maret 2017. Konferensi dihadiri oleh Wakil Tinggi Sekjen PBB untuk Perlucutan Senjata, Presiden Majeis Umum PBB dan negara-negara anggota PBB. Pertemuan tersebut merupakan implementasi dari resolusi Majelis Umum PBB yang disahkan pada bulan Oktober 2017.
“Indonesia memandang bahwa Traktat pelarangan senjata nuklir tersebut nantinya harus kuat dan tegas sehingga tidak lagi memberikan celah yang melegitimasi keberadaan senjata nuklir di dunia” kata Djani. Dia pun menekankan pentingnya memastikan implementasi dari prinsip-prinsip dalam Traktat tersebut.
Bagi dia, negara-negara pemilik senjata nuklir tidak perlu khawatir bahwa Traktat pelarangan senjata nuklir yang sedang dinegosiasikan tersebut akan memperlemah Non-Proliferation Treaty (NPT). Sebaliknya, Traktat baru tersebut justru akan memperkuat dan melengkapi NPT.
Konferensi perundingan Traktat pelarangan senjata nuklir tersebut merupakan putaran pertama dari dua putaran negosiasi yang telah direncanakan. Putaran negosiasi selanjutnya akan diselenggarakan di New York, pada tanggal 15 Juni – 7 Juli 2017.