Muslim dan Hindu Bentrok di Kampung Halaman PM India
- REUTERS
VIVA.co.id – Satu orang tewas dan 14 lainnya terluka ketika kekerasan meletus menyusul perkelahian antara siswa sekolah Muslim dan Hindu di Negara Bagian Gujarat, India, pada Sabtu, 25 Maret 2017.
Mengutip situs Straitstimes, Minggu, 26 Maret 2017, sebuah kerumunan sekitar lima ribu orang menyerang warga Muslim dan merusak puluhan rumah serta kendaraan di Desa Vadavali, Distrik Patan, Gujarat.
Menurut Pejabat Tinggi Gujarat, KK Nirala, serangan bermula setelah siswa Hindu mengeluhkan perilaku mahasiswa Muslim. Tak terima, Komunitas Muslim lalu membalasnya dengan melemparkan batu.
"Karena pecah kerusuhan, kepolisian Gujarat akhirnya menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan dan mengendalikan situasi," kata Nirala.
Ia mengatakan, saat ini situasi telah terkendali dan tiga kompi dari Kepolisian Cadangan Negara Gujarat telah diminta untuk tetap tinggal di desa demi menjaga perdamaian.
Gujarat memang memiliki sejarah masalah komunal yang serius. Negara bagian itu merupakan tempat kelahiran Perdana Menteri Narendra Modi. Sebelumnya, pada 1 Maret 2002, telah terjadi kerusuhan serupa yang menewaskan 1.000 orang, di mana sebagian besar Muslim.
Modi, yang pernah menjabat Gubernur Gujarat periode 2001-2014, dituduh menutup mata soal kekerasan agama terburuk di India. Namun, ia membantah terlibat dalam kerusuhan tersebut.
Kemudian, pada 2013, sebuah panel yang ditunjuk oleh Mahkamah Agung India mengatakan ada bukti yang cukup untuk menuntut PM India ke-14 yang juga anggota Partai Nasional Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP) ini. (one)