Parlemen Uni Eropa Minta Filipina Bebaskan Anggota Senat

Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte di Istana Malacanang, Manila.
Sumber :
  • REUTERS/Ezra Acayan

VIVA.co.id – Parlemen Eropa mengeluarkan gerakan bersama (joint movement) yang menyerukan pembebasan Senator Filipina, Leila de Lima. Pendukung menganggap tuduhan terhadap de Lima adalah sebuah rekayasa.

Para pendukung ini juga beranggapan banyak yang coba menjatuhkan de Lima lantaran dia menjadi kritikus paling vokal bagi Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Keputusan bersama (joint decision) Parlemen Eropa dari Uni Eropa tersebut diadopsi pada Kamis, 16 Maret 2017, menurut kabar Philippine News Now. Gerakan ini memunculkan banyak pedoman hukum di seluruh dunia, perjanjian tentang hak asasi manusia, dan pengawasan terhadap de Lima, mengingat dia adalah advokat hak asasi manusia dan kritikus kampanye anti-narkoba Presiden Duterte.

Parlemen Eropa menyatakan ada keprihatinan serius atas keselamatan de Lima. Tak hanya de Lima, tetapi juga wartawan, pembela hak asasi manusia dan aktivis seperti dia akan menghadapi ancaman, pelecehan, intimidasi, dan cyber bullying. Semua ini tidak semata-mata untuk membebaskan de Lima, namun juga menjatuhkan semua motif politik yang melawannya.

Selain itu, parlemen menyatakan keprihatinannya sehubungan dengan retorika Presiden Duterte dalam menanggapi pembunuhan perwira. Insiden itu dianggap sebagai penyelidikan independen internasional di luar hukum dan pelanggaran yang dilakukan Filipina. Oleh sebab itu, parlemen diberi peringatan untuk menerapkan kembali hukuman mati di Filipina. (art)