Pemerintah Hati-hati Ungkap Kerusakan Karang di Raja Ampat
- ANTARA FOTO/HO/Pemda Kabupaten Raja Ampat
VIVA.co.id – Proses investigasi rusaknya terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, hingga kini masih terus dilakukan oleh pihak terkait. Berbagai evaluasi untuk mengetahui kerugian atas insiden tersebut juga masih perlu dikaji lebih lanjut.
Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Arief Havas Oegroseno, belum bisa menyebutkan berapa estimasi luasan evaluasi, karena masih memerlukan verifikasi.
"Soal angka kami harus hati-hati. Kami tidak bisa mengeluarkan angka tanpa verifikasi. Jadi evaluasi itu ada dua tahap, sekarang kami menentukan luasan, setelah sepakat, baru bisa evaluasi kerugian," kata Havas di Jakarta, Jumat, 17 Maret 2017.
Sementara itu, untuk mengevaluasi nilai kerusakan usai insiden itu pun harus memperhatikan beberapa faktor.
Havas menyebutkan beberapa faktor tersebut antara lain kerugian aktual, berapa biota yang mati, kondisi ekosistem di kawasan, kemudian menurunnya pariwisata bahkan turunnya pemasukan yang akan dirasakan oleh masyarakat setempat.
"Dilihat juga faktor ongkos biaya untuk regenerasi atau pertumbuhan terumbu karangnya. Butuh waktu bertahun-tahun, jadi banyak faktornya dan kami ingin hati-hati," ujar Havas.
Selain itu, ia menegaskan, dalam melakukan evaluasi ini membutuhkan proses dan waktu, karena diperlukan kecermatan. Oleh karena itu, pemerintah juga turut menyertakan beberapa pakar seperti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memberikan penilaian secara lebih komprehensif. (art)