Kelompok Antimuslim di AS Melonjak Tiga Kali Lipat
- REUTERS/Brian Snyder
VIVA.co.id – Jumlah kelompok antimuslim di Amerika Serikat melonjak tiga kali lipat sejak Donald John Trump resmi menjadi calon presiden dalam pada 2015.
Menurut The Southern Poverty Law Center, organisasi nonprofit yang memerangi kebencian, intoleransi, dan diskriminasi melalui pendidikan dan litigasi ini, jumlah kelompok yang menentang kehadiran Muslim di AS 'lompat' dari 34 pada 2015 menjadi 101 di tahun lalu.
Dengan demikian, total jumlah kelompok kebencian ini tetap pada urutan teratas dalam sejarah, yakni 892 pada 2015 menjadi 917 di 2016. Organisasi yang berbasis di Alabama ini juga mencatat bahwa statistik Biro Investigasi Federal (FBI) menunjukkan bahwa tingkat kejahatan kebencian terhadap Muslim meningkat 67 persen pada 2015.
Tepatnya, ketika Trump menyerukan larangan perjalanan terhadap Muslim dan menargetkan kelompok-kelompok minoritas etnis dan agama, dalam kampanye pilpres. "Makin 'suburnya' kelompok kebencian telah disertai dengan ruam kejahatan yang menargetkan Muslim, termasuk yang terbaru, kebakaran yang menghancurkan sebuah masjid di Victoria, Texas," bunyi laporan SPLC, seperti dikutip situs Aljazeera, Jumat, 17 Februari 2017.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa tidak diragukan lagi, Trump 'mempromosikan' sikap rasis, xenofobia, Islamophobia dan pembenci kaum perempuan. Pada November 2016, SPLC merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa AS melihat adanya 'wabah nasional' akibat insiden kebencian di tengah pemilihan presiden.
Laporan ini kemudian didokumentasikan di mana hampir 900 insiden kebencian dalam 10 hari setelah Trump memenangkan pilpres pada 8 November. Insiden ini sebagai bentuk euforia atau termotivasi oleh kemenangan Trump atas rivalnya, Hillary Rodham Clinton.