Menilik Ambisi Tiongkok di Laut China Selatan
- REUTERS / Stringer
VIVA.co.id – Klaim Tiongkok atas wilayah perairan Laut China Selatan masih terus bergulir. Pembangunan pulau-pulau buatan dan pengembangan fasilitas militer juga terus dilakukannya dalam beberapa waktu terakhir.
Shin Kawashima, guru besar dari University of Tokyo, Jepang, mengatakan bahwa dalam sudut pandang China, pertahanan dan kontrol atas Laut China Selatan dan Timur merupakan hal krusial untuk melindungi pesisir China yang menjadi wilayah paling berkembang pesat dan padat penduduknya.
Selain itu, kata Shin, China harus menjaga jalur laut yang aman dari Nigeria, Angola, dan Timur Tengah ke Samudra Hindia, Malaka, dan Laut China Selatan. China juga telah membangun beberapa jalur pipa dari Pakistan dan Myanmar ke China.
"China juga bermaksud untuk meningkatkan kemampuannya untuk mengontrol semua wilayah Laut Selatan melalui pelabuhan militer, bandara dan jaringan radar dalam teritori baru China," kata Shin di Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.
Di masa mendatang, menurut Shin, China juga akan menempatkan Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) dan memulai kembali pengontrolan Kanal Bhasi agar kapal selam China dapat berlayar dari Laut China Selatan menuju Samudra Pasifik dengan aman.
Menurutnya, isu Laut China Selatan merupakan masalah yang sangat krusial. Jepang dan China juga telah melakukan serangkaian pertemuan dalam rangka mengomunikasikan mekanismenya. Kendati demikian, pertemuan ini belum menemukan solusi yang tepat.
"Atas dasar inilah Jepang memiliki komitmen untuk bersikap dan melakukan strategi dengan negara-negara yang memiliki kekhawatiran yang sama dan mendukung kebebasan bernavigasi yang selama ini dilakukan oleh Amerika Serikat. Jepang juga mendukung setiap negara untuk menjaga haknya di Laut China Selatan," tuturnya. (art)