Pelajar Indonesia Tak Usah Takut Cari Beasiswa ke AS

Sekjen Asosiasi Alumni Program Beasiswa Amerika-Indonesia, Yossa AP Nainggolan.
Sumber :
  • Viva.co.id/Afra Augesti

VIVA.co.id – Para pelajar SMA di Indonesia yang ingin melanjutkan studinya ke Amerika masih terbelenggu oleh ketakutan tersendiri. Banyak yang masih menganggap Amerika adalah negara yang mengerikan. Mereka pun masih memiliki mindset dan stigma negatif tentang kehidupan di negeri Paman Sam. Apalagi dengan kondisi AS saat ini yang seperti memberi jarak pada Muslim.

Sebelum pelantikan Presiden Donald Trump dan pasca penetapan kebijakan "Perintah Eksekutif" presiden Amerika Serikat ke-45 ini, kerja sama antara AS dan Indonesia di bidang pendidikan masih berjalan seperti biasanya. Sekretaris Jenderal Asosiasi Alumni Program Beasiswa Amerika-Indonesia, Yossa A. P. Nainggolan, mengatakan para pelajar tak perlu takut untuk melanjutkan sekolahnya di AS.

"Budaya dan nilai-nilai di Amerika sudah bertumbuh ya. Kalau menurut pengalaman saya sebelum berangkat ke AS, saya mengikuti orientasi terlebih dulu di sini. Jangan sampai kita tertekan karena merasa berbeda," ujarnya kepada VIVA.co.id, Jumat 10 Februari 2017, di Jakarta.

Menurut pengamatannya, program-program beasiswa dari universitas-universitas di Amerika masih tetap diadakan dan kebijakan sementara Trump itu sama sekali tidak mempengaruhinya. Baginya, pemerintah AS masih akan terus menstabilkan sektor pendidikan, terlebih dalam urusan pertukaran pelajar.

"Beberapa penyedia layanan beasiswa masih berkomitmen untuk memberikan beasiswanya kepada pelajar, khususnya Indonesia. Sampai saat ini tidak ada yang berubah. Seperti misal program beasiswa USAID," katanya menambahkan.

"Kalau memang pilihan pelajar adalah Amerika, itu bukan hal uang keliru dan sah-sah saja mereka memilih sekolah di sana. Jadi tak perlu khawatir akan pemerintahan baru AS karena provider-provider beasiswa pasti akan memberikan orientasi mengenai informasi terbaru dan bagaimana menghadapi tantangan di universitas penyedia beasiswa itu," ucapnya.

Sementara itu, saat dihubungi melalui Skype di waktu yang sama, salah satu mahasiswa S2 Northen Illionis University asal Indonesia bernama Testriono mengungkapkan KJRI dan KBRI di Washington DC menghimbau agar para mahasiswa Indonesia di Amerika sebisa mungkin menjaga diri untuk tidak terlibat dalam berbagai aksi unjuk rasa.

"KJRI dan KBRI menghimbau agar kami tetap tenang dan tidak melakukan perjalanan ke luar Amerika selama masa percobaan kebijakan tersebut. Karena saya tinggal di Chicago, saya hanya dapat rilisnya saja karena jarak KBRI dan KJRI jauh dari tempat tinggal saya," kata mahasiswa jurusan Perbandingan Politik dan Praktik Administratif itu. (ren)