Ratusan Paus Terdampar di Pantai
- REUTERS/Anthony Phelps
VIVA.co.id – Relawan di Selandia Baru berjuang menyelamatkan 400 paus yang terdampar di pantai Farewell Spit di South Island. Namun 300 diantara paus tersebut akhirnya tewas, sisanya masih diperjuangkan agar tetap bertahan.
Sejak Jumat subuh, 10 Februari 2017, atusan warga lokal dan staf dari departemen konservasi sumber daya alam Selandia Baru terus berusaha untuk menyelamatkan sekitar 100 paus yang masih bertahan hidup. Mereka berusaha membuat rantai manusia agar bisa menyeret paus tersebut kembali ke laut.
Para ilmuwan tak tahu, apa penyebab yang membuat ratusan paus tersebut mendamparkan diri ke pantai. Hal umum yang terjadi jika paus mendamparkan diri ke pantai adalah jika paus tersebut sudah tua atau sakit, terluka, atau terjadi kesalahan navigasi terutama jika menemukan pantai yang landai dan lembut. Biasanya, jika seekor paus terdampar, ia akan mengirimkan sinyal bahaya dan menarik paus-paus lain ke posisinya dan mereka akhirnya terdampar karena surutnya air pasang.
Departemen Konservasi mengatakan mereka sudah menerima laporan soal adanya paus yang terdampar pada Kamis malam, namun tak bisa segera memberikan operasi penyelamatan hingga Jumat pagi, karena terlalu berbahaya untuk melakukan penyelamatan saat cuaca gelap.
Manager regional Departemen Konservasi Andrew Lamason, mengatakan jumlah paus yang terdampar kali ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah. Yayasan Mamalia Laut Selandia Baru, Projecy Jonah, yang memimpin operasi penyelamatan pada paus yang terdampar mengatakan ada sekitar 416 paus yang terdampar. "Mereka yang masih bisa bertahan adalah mereka yang terus berada dalam kondisi dingin, tetap dingin, dan nyaman," ujar dokter dari Project Jonah kepada warga Selandia Baru, seperti dikutip dari BBC, Jumat, 10 Februari 2017.
"Beberapa paus yang berhasil diseret ke laut, sempat kembali ke pantai, namun rantai manusia yang terbentuk terus mencoba mengusir mereka kembali ke perairan dalam," ujar Ana Wiles, salah seorang relawan. "Begitu banyak yang terdampar, dan mereka tak lagi bernafas."
"Kami berhasil mengapungkan kembali beberapa diantara mereka. Namun banyak diantaranya yang tewas di perairan dangkal. Ini sangat menyedihkan, sangat sedih," ujarnya. "Hal yang paling indah adalah ketika berhasil mengapungkan kembali sepasang paus, dan ternyata mereka memiliki bayi. Dan bayi itu mengikuti," ujarnya menambahkan.
Menurut Project Jonah, Selandia Baru memiliki sejarah paus terdampar paling banyak di dunia. Setiap tahun, sekitar 300 paus dan lumba-lumba terdampar di pantai. Sebagian besar di antara mereka terdampar di Farewell Spit.Sejumlah ahli mengatakan, perairan dangkal di sekitar Farewell Spit membingungkan paus dan merusak kemampuan mereka untuk melakukan navigasi.
Februari 2015, sekitar 200 paus juga terdampar di lokasi yang sama, dan lebih dari setengahnya tewas. (ren)