AS Beri Iran Sanksi Baru Usai Peluncuran Rudal Balistik

Peluncuran rudal Iran membuat khawatir AS dan Israel.
Sumber :
  • Reuters/Mahmood Hosseini/TIMA

VIVA.co.id – Presiden Donald Trump kembali memukul Iran dengan sanksi administrasi baru pada Jumat 3 Februari 2017. Ini dilakukan setelah Iran melakukan uji penembakan rudal balistik jarak menengah. Tindakan Gedung Putih ini mengesampingkan resolusi yang dikeluarkan Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB. 

Dilansir dari laman CNBC, pada Minggu 5 Februari 2017, Direktur Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS, John E. Smith mengatakan, dukungan Iran terhadap terorisme dan pengembangan program rudal balistik menimbulkan ancaman bagi wilayah tersebut, sekutu dan AS.

Menurut dia, sanksi menargetkan tiga jaringan yang terdiri dari 13 orang dan belasan entitas lain termasuk kelompok yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran yang bekerjasama dengan kelompok teroris Hizbullah. Sanksi ini diakui tak melanggar kesepakatan nuklir Iran.

"Iran memiliki pilihan untuk mengambil keputusan. Kita akan terus menanggapi perilaku mereka dengan cara yang berkelanjutan pada tingkat yang sesuai dan terus menekan mereka untuk mengubah perilaku mereka," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada NBC News.

Sebelumnya, pemerintahan Obama juga telah mengeluarkan sanksi secara sepihak dalam menanggapi tes rudal balistik kedua dan upaya Iran mensponsori kegiatan teroris. Namun, sanksi tersebut diakui terlalu toleran terhadap perilaku buruk Iran.

Perwakilan AS di PBB, Nikki Haley mengatakan, upaya ini dilakukan agar AS tak akan menutup mata atas hal-hal yang sudah terjadi. AS akan bertindak dan menjadi kuat serta melakukan apa pun untuk melindungi rakyat Amerika dan seluruh dunia.

Sedangkan, 20 Senator dari kelompok bipartisan AS menyatakan sanksi Trump kepada Iran harus ditegakkan secara penuh dan pengenaan sanksi tambahan terhadap Iran karena mereka lakukan program rudal balistrik.

Sementara itu, Iran mengkonfirmasi secara keras bahwa uji tembak rudal pada Minggu lalu tidak melanggar kesepakatan nuklir karena rudal ini tidak mampu membawa hulu ledak nuklir. Ini adalah peluncuran pertama dari jenis rudal jarak menengah sejak Trump menjabat. (mus)