Vanuatu Larang Makanan 'Junk Food,' Ganti dengan Organik
- travelanthropist.com
VIVA.co.id – Vanuatu, sebuah negara kecil di Pasifik Selatan, melarang makanan berkategori 'tidak sehat' atau 'tidak bergizi' (junk food) beredar, dan harus berganti dengan makanan organik atau yang berasal dari alam.
Salah satunya Torba. Provinsi yang terletak di bagian utara Vanuatu ini menerapkan dengan ketat aturan anti-makanan impor terhadap warrganya. Mereka justru ingin memanfaatkan lahan pertanian produktif dan sumber daya alam yang kaya-raya.
Torba sering digambarkan sebagai 'provinsi yang terlupakan' dan mayoritas penduduknya yang berjumlah 10 ribu jiwa itu berprofesi sebagai petani subsisten (budidaya bahan pangan). Sementara, makanan impor yang paling populer dikonsumsi di Torba adalah beras, permen, kalengan ikan dan biskuit.
Kepala Dewan Pariwisata Torba, Father Luc Dini, mengungkapkan larangan impor makanan dari luar akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Ia menegaskan tidak ingin mengadopsi makanan ala Barat karena dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
"Saat ini kami memiliki infiltrasi junk food dari luar negeri. Sangat mudah untuk merebus mie atau nasi. Tetapi hampir tidak memiliki nilai gizi. Di sini, kita memiliki begitu banyak makanan lokal yang tumbuh secara organik," kata Dini, seperti dikutip situs Theguardian, Jumat, 3 Februari 2017.
Menurutnya, Vanuatu, khususnya Torba, berlimpah sumber makanan bergizi seperti ikan, kepiting, kerang, talas, ubi jalar, paw-paw dan nanas. "Kami sadar bahwa Vanuatu adalah negara paling terisolasi. Hingga kini, kesehatan warga kami cukup bagus karena makanannya. Ini yang kami ingin terus jaga," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, akhir pekan ini, seluruh bungalow dan lokasi pariwisata lainnya harus melayani dan menyajikan makanan organik bagi tamu yang datang. Tak hanya itu, Dini juga berencana memperkenalkan undang-undang melarang seluruh makanan impor pada dua tahun mendatang.
"Saya bertekad membuat Torba menjadi provinsi organik pertama di Vanuatu tahun 2020. Jika Anda benar-benar ingin tinggal di surga, maka Anda harus memiliki koneksi yang kuat dengan alam," tuturnya. (ren)