Trump Telepon Lima Pemimpin Negara Termasuk Putin, Ada Apa?

Presiden AS, Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Yuri Gripas

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membahas permasalahan Suriah dan ancaman ISIS dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon, Sabtu, 28 Januari 2017, waktu setempat. Apakah ini menjadi sinyal membaiknya hubungan kedua negara?

Ya, panggilan telepon Trump kepada Putin akhir pekan ini adalah yang pertama dilakukan sejak pengusaha asal New York tersebut dilantik sebagai presiden AS. Para pejabat menilai, keakraban Trump dan Putin akan menjadi sinyal bahwa sanksi terhadap Moskow akan segera diangkat.

"Panggilan ini adalah awal yang positif untuk meningkatkan hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia yang membutuhkan perbaikan," tulis pernyataan Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Minggu, 29 Januari 2017.

"Baik Presiden Trump dan Presiden Putin berharap bahwa setelah panggilan ini, kedua belah pihak dapat bergerak cepat untuk mengatasi terorisme dan isu-isu penting lainnya yang menjadi perhatian bersama," lanjut pernyataan Gedung Putih.

Selain dengan Putin, Trump juga berbicara dengan dua pemimpin Eropa diantaranya Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande, serta Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.

Dengan Merkel, yang memiliki hubungan sangat erat dengan mantan presiden Barack Obama, Trump mendiskusikan mengenai Rusia, krisis Ukraina, dan NATO.

Sementara dengan Hollande, Trump menegaskan kembali komitmen Amerika untuk NATO dan mencatat pentingnya semua sekutu NATO untuk berbagi beban anggaran pertahanan.

Hollande memperingatkan Trump terkait dengan pendekatan proteksionis, yang menurutnya akan memiliki konsekuensi ekonomi dan politik.

Selama melakukan panggilan telepon ke Shinzo Abe, Trump menegaskan komitmen AS untuk menjaga keamanan Jepang. Kedua pemimpin juga membahas ancaman Korea Utara dan berencana untuk bertemu di Washington awal bulan depan.

Sementara itu dengan PM Turnbull, percakapan telepon selama 25 menit tersebut menekankan hubungan erat antara kedua negara.