Myanmar Puji Demokrasi dan Rekonsiliasi di Indonesia
- Viva.co.id/Afra Augesti
"Semua senang dengan kedatangan Bu Menlu (Retno Marsudi). Saya harap kerja sama kami (Indonesia dan Myanmar) di bidang kesehatan, edukasi, sosial, dan ekonomi terus berjalan," ujarnya di Jakarta Pusat.
Selain itu, sejak 22 hingga 28 Januari 2017, Tin Myint mengungkapkan jika ia dan 30 delegasi Myanmar lainnya sedang melakukan riset dengan mengunjungi beberapa instansi pemerintah Indonesia. Lewat kunjungan tersebut, mereka akan mempelajari demokrasi dan rekonsiliasi dari Indonesia untuk kemudian diimplementasikan di Myanmar.
"Dalam melakukan perubahan (demokrasi) diperlukan reformasi manajemen. Ini ditujukan kepada mereka yang berada di bawah Bidang Administrasi Umum yang memang membutuhkan peningkatan kapasitas," kata Tin Miynt.
"Seperti di Jakarta sudah ada complaint centre. Di Mynamar juga sedang dibangun public service delivery. Jadi, menurut saya adalah hal yang baik bila peningkatan kapasitas dari Indonesia ini diterapkan terhadap pegawai-pegawai pemerintah tersebut," dia menjelaskan.
Selain itu, Tin Miynt menganggap pelayanan publik di Indonesia sudah cukup baik dan sukses. Di sisi lain, capacity building tidak hanya diterapkan di bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga untuk sektor kepolisian.
"Kalau untuk polisi, nanti difokuskan dalam bidang transnational crime dan anti-human trafficking karena di Myanmar ada banyak korban penjualan manusia dari kaum perempuan dan anak di bawah umur. Selain itu, di bidang anti-narkotika juga perlu," tuturnya.
Sebelumnya, Rabu 18 Januari 2017, Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Kementerian Luar Negeri Salman Al Farisi mengatakan, capacity building akan diterapkan pada Kepolisian Myanmar. Ke depan, seluruh aparat keamanan Myanmar akan diberikan pelatihan dalam menangani konflik minoritas di negaranya.
"Pelatihan ini termasuk pembinaan kepada masyarakat, serta hal-hal teknis yang harus diketahui oleh seorang polisi. Indonesia punya pusat penanganan teroris. Saya rasa, mereka akan senang jika dibawa ke sini untuk diberi pemahaman, seperti apa menanggulangi konflik," katanya saat ditemui VIVA.co.id. di kantor Kemenlu RI, Jakarta Pusat. (art)