Melalui Surat PM Israel Sebut Rakyat Iran Terbelenggu Tirani

PM Israel, Benjamin Netanyahu.
Sumber :
  • Youtube

VIVA.co.id – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membuat surat yang ditujukan pada rakyat Iran. Melalui surat tersebut Netanyahu menyindir rezim Iran dengan mengatakan rakyat Iran saat ini hidup dalam tirani teokrasi.

Surat tersebut ditulis dan disampaikan oleh Netanyahu pada Sabtu pekan lalu melalui laman Facebooknya, dan dipublikasikan kembali oleh Jewishpress, Sabtu pekan lalu. Surat itu ia tulis dan dibacakan dalam bahasa Inggris serta diterjemahkan dalam bahasa Parsi.

Ia menganggap apa yang disampaikan adalah sebuah salam persahabatan dan memberi judul surat, "Kami adalah Teman, Bukan Musuh Anda."

Kepada rakyat Iran, PM Israel itu membukanya dengan kalimat, "Saat ini saya tersadar, saya berulangkali berbicara mengenai rezim Iran, namun tak cukup memberi perhatian pada rakyat Iran, atau dalam hal ini kepada rakyat Iran."

"Saya merencanakan untuk bisa segera berbicara dengan Presiden Trump (Donald Trump), bagaimana melawan ancaman rezim Iran yang selalu menyerukan untuk menghancurkan Israel," ujarnya, sambil berharap apa yang ia sampaikan bisa menyentuh seluruh rakyat Iran, tua-muda, religius atau sekuler, laki-laki dan perempuan.

Netanyahu lalu melanjutkan, "Saya tahu Anda semua akan memilih hidup tanpa rasa takut. Saya tahu Anda semua berharap bisa berbicara lebih bebas, untuk mencintai siapa pun yang Anda inginkan tanpa rasa takut akan disiksa atau digantung di crane. Saya tahu Anda semua suka berselancar di dunia dengan bebas dan tak hanya menyaksikan video seperti ini yang menggunakan jaringan virtual pribadi hanya untuk menghindari sensor."

"Anda memiliki sejarah yang membanggakan. Anda memiliki sejarah yang sangat kaya. Tragisnya, Anda terbelenggu oleh tirani teokratis. Dalam negara Iran yang bebas, Anda dapat berkembang tanpa batas. Tapi hari ini, rezim yang kejam justru sedang merendahkan Anda."

"Saya tidak akan pernah melupakan gambar-gambar dari anak-anak muda yang berani menahan laparnya senjata di jalan-jalan utama di Teheran pada 2009. Saya tak akan melupakan indahnya Neda Sultan saat mengembuskan napas terakhirnya di trotoar jalan," tutur Netanyahu.

"Rezim yang kejam ini terus berusaha menolak kebebasan Anda. Ini terbukti dari ribuan kandidat yang gagal bersaing dalam kompetisi di pemilu. Mereka mencuri uang dari rakyat miskin untuk mendanai pembunuh massal seperti Assad. Dengan terus mendengungkan untuk memusnahkan Israel, rezim ini berharap bisa terus menjaga permusuhan di antara kita. Ini salah. Kami adalah teman Anda, bukan musuh Anda. Kami selalu membedakan rakyat Iran dan rezim Iran."

Ia lalu menambahkan, "Rezim itu kejam, namun rakyatnya tidak. Rezim ini agresif, namun rakyatnya hangat. Saya merindukan hari di mana rakyat Israel dan rakyat Iran bisa kembali saling mengunjungi satu sama lain secara bebas di Teheran dan Esfahan, di Yerusalem dan Tel Aviv."

Pada bagian penutup, Netanyahu menyampaikan keinginannya. "Kelompok fanatik tak boleh menang. Kekejaman mereka tidak boleh menaklukkan kasih sayang kita. Dua rakyat kami bisa bekerja sama demi masa depan yang lebih damai dan penuh harapan bagi kita semua. Kita harus menghentikan teror dan tirani, kita harus menjamin bahwa kebebasan dan persahabatan akan menang suatu hari nanti."

Kementerian Luar Negeri Iran menanggapi surat dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Diberitakan oleh Al Arabiya, Rabu, 24 Januari 2017, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi mengatakan pada wartawan dalam sebuah konferensi pers pada Senin bahwa, "Netanyahu harus menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina, dan tidak berbicara tentang Iran, rakyat Iran atau insiden Plasco, " ujarnya.