Trump Perintahkan Tembok Perbatasan Meksiko Segera Dibangun
- REUTERS.com
VIVA.co.id – Presiden AS, Donald Trump, dikabarkan sudah memberi perintah pada eksekutifnya untuk segera membangun tembok perbatasan dengan Meksiko. Tembok ini salah satu cara yang dilakukan Trump untuk melakukan kebijakan pembatasan imigran yang akan segera ia lakukan.
Dua staf administrasi dari pemerintahan Trump, yang tak bersedia disebutkan namanya, mengatakan Trump sudah memberi perintah untuk mulai menguatkan keamanan di perbatasan, termasuk permintaannya untuk membangun perbatasan dengan Meksiko, juga langkah-langkah penegakan imigrasi lainnya.
Diberitakan oleh CNBC, Rabu, 25 Januari 2017, menurut perwakilan dari organisasi kebijakan publik yang biasa memonitor pengungsi, Trump juga meminta dalam seminggu ini ada pembatasan arus pengungsi ke Amerika. Rencana yang ia ajukan itu mencakup penghentian menerima pengungsi selama empat bulan serta memberlakukan larangan sementara bagi pengungsi yang datang dari negara Muslim. Presiden Trump diharapkan akan menandatangani rencana tindakan pertama pada Rabu pekan depan.
Melalui akun Twitternya, @realDonaldTrump, ia juga menulis : "Rencana besar untuk KEAMANAN NASIOAL. Diantara banyak hal, kita akan membangun tembok !!"
Pejabat tersebut juga mengatakan, di antara rencana tersebut, aturan soal pembatasan pengungsi akan segera diselesaikan. Ia menegaskan, aturan itu akan secara tegas melarang pengungsi dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman. "Namun detail aturan tersebut masih bisa berubah," ujarnya.
Pejabat tersebut menambahkan, aturan itu akan memberi pengecualian pada pengungsi yang secara agama menjadi minoritas di negara lain, misalnya untuk umat Kristiani yang kabur dari negara mayoritas Muslim.
Sejak awal kampanye, Trump selalu berjanji untuk memperketat kebijakan imigrasi AS, termasuk meningkatkan keamanan di perbatasan dan membendung aliran pengungsi. Ia juga menyerukan untuk menghentikan pengungsi Muslim memasuki AS, namun belakangan ia mengubah kebijakannya dan mengatakan hanya akan melakukan "pemeriksaan ekstrem" untuk mereka yang datang dari negara yang memiliki jaringan teroris. (one)