Malaysia Jadi Tuan Rumah KTM Luar Biasa OKI, Bahas Rakhine
- VIVA.co.id/Rebecca Reiffi Georgina
VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi akan menghadiri Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa dari Oganisasi Kerjasama Islam pada hari Kamis, 19 Januari 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang dilakukan OKI terkait dengan situasi kemanusiaan yang ada di Rakhine State, mengingat di tahun 2017 ini, fokus utama Indonesia akan tertuju pada permasalahan yang ada di ASEAN.
Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir, mengatakan pesan utama yang akan dibawa Indonesia dalam pertemuan sehari ini yaitu mendorong OKI agar mengambil langkah konstruktif dalam mendukung Myanmar untuk menyelesaikan permasalahan di Rakhine State.
Selain itu, Arrmanatha menambahkan, Indonesia juga akan menyampaikan berbagai langkah yang telah dilakukan terhadap krisis di Rakhine State. Hal ini bertujuan untuk mendorong negara-negara anggota OKI agar mengambil tindakan serupa dengan apa yang telah dikerjakan oleh pemerintah Indonesia.
"Terkait dengan pentingnya OKI, kami ingin mereka mengambil langkah konstruktif dalam mendukung pembangunan di Myanmar, pembangunan yang inklusif, khususnya dI Rakhine State. Kedua, kami ingin OKI bekerjasama dengan beberapa organisasi lainnya, seperti ASEAN, untuk membentuk Myanmar," ujarnya, Rabu, 18 Januari 2017.
Pertemuan OKI ini, kata Arrmanatha, akan menghasilkan dua outcome, yaitu communique dan resolusi OKI. Seperti diketahui, resolusi ini terakhir diadopsi pada KTM ke-43 di Kazakhstan.
"Communique ini, kami harapkan, akan memuat berbagai langkah ke depan yang akan dilakukan OKI dalam mendukung pemerintah Myanmar. Sedangkan yang kedua, resolusi OKI akan menjelaskan posisi politis OKI dalam menanggapi permasalahan di Rakhine State," katanya.
Meski pertemuan singkat itu akan membahas soal Muslim Rohingya, Arrmanatha menyebutkan tidak ada perwakilan Myanmar yang hadir di acara tersebut, termasuk Kofi Annan, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi Penasihat Rakhine State.
"Kofi Annan tidak akan hadir di sana (Kuala Lumpur), begitu juga perwakilan Myanmar lainnya," ucap Arrmanatha yang ditemui saat acara press briefing di gedung Kemlu Jakarta, 18 Januari 217.
Isu mengenai Rohingya merupakan pembicaraan yang sudah diagendak di OKI. OKI sendiri memiliki fokus group/context group yang membahas kasus Muslim Rohingya. Kelompok diskusi ini dibentuk pada tahun 2012 dan Indonesia menjadi salah satu anggotanya.