Komite Intelijen AS Selidiki Soal Mata-mata Rusia
- REUTERS/Carlo Allegri
VIVA.co.id – Komite Intelijen Senat AS telah meluncurkan penyelidikan atas kasus mata-mata, yang diduga dilakukan Rusia pada pemilu presiden 2016 lalu. Sejauh ini pihak berwenang menyebutkan bahwa peretasan meningkatkan kekhawatiran yang mendalam.
Penyelidikan yang didukung oleh Demokrat maupun Republik ini akan melibatkan pihak-pihak dari pemerintahan Barack Obama maupun Donald Trump, untuk bersaksi.
Badan Intelijen AS menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan sebuah upaya terselubung, campur tangan dalam pemilihan umum Amerika untuk memenangkan Trump dan menjatuhkan lawan dari Partai Demokrat yakni Hillary Clinton.
Sebuah laporan dari Direktur Intelijen Nasional yang dirilis pada 6 Januari lalu mengatakan, pihak Rusia telah meretas komputer serta akun milik Partai Demokrat, menyusupkan file yang bersifat menjatuhkan Clinton dan melakukan kampanye manipulasi media untuk tujuan yang sama.
"Sebagai Senat yang dipilih dan memiliki tanggung jawab penuh atas pengawasan intelijen, kami percaya bahwa sangat penting untuk memiliki pemahaman penuh terkait kegiatan intelijen Rusia yang berdampak kepada Amerika," kata pihak Komite, seperti dikutip Channel News Asia, Sabtu, 14 Januari 2017.
Penyelidikan ini akan mengulas berbagai penilaian, termasuk sejumlah tugas intelijen yang terkait Rusia dan keterlibatan individu dalam kampanye politik. Ini terkait dengan mantan agen MI6 yang mengeluarkan berkas setebal 35 halaman tersebut.
Sementara itu, awal pekan ini, sebuah berkas yang dibuat oleh seorang mantan mata-mata intelijen Inggris MI6, mengeluarkan sebuah pernyataan mengejutkan yang menyebutkan bahwa Rusia memiliki bukti video dan audio, berisi skandal Trump bersama pekerja seks komersial saat berada di Rusia. Rekaman ini diduga digunakan Rusia untuk memeras Trump saat menjabat presiden nanti.
Trump, yang akan dilantik pekan depan, beberapa kali membantah tuduhan bahwa Moskow ikut campur dalam kemenangannya pada pemilu lalu. Ia juga membandingkan badan intelijen AS seperti Nazi, karena mengungkap analisis yang menjatuhkan dirinya. (ase)