Juragan Pisang Terpilih Jadi Presiden Haiti

Jovenel Moise, juragan pisang yang berhasil menjadi Presiden Haiti.
Sumber :
  • Al Jazeera

VIVA.co.id – Jovenel Moise (48) dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan presiden Haiti yang digelar pada 20 November 2016 lalu. Hal ini disebut-sebut sebagai akhir dari perjalanan panjang proses pemilihan umum yang melumpuhkan politik negara Karibia selama lebih dari satu tahun.

Dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 4 Januari 2016, Dewan Pemilihan Umum Haiti menjelaskan Moise memenangkan suara mayoritas dengan jumlah 55,6 persen suara dari jumlah suara terendah sebanyak 21 persen.

Siapa menyangka, Moise yang sebelumnya diketahui sebagai seorang pengusaha dan juragan pisang, mendapat kepercayaan bangsa Haiti untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin negara. Moise akan mengisi kekosongan kursi Ketua Umum Partai Tet Kale, menggantikan Michel Martelly, yang mengakhiri masa jabatannya tanpa pengganti terpilih.

Presiden terpilih Haiti ini, selama ini menjalankan perusahaan ekspor pisang yang ia gunakan sebagai modal untuk pembangunan pedesaan dan dana kampanye. Karena usahanya itu, ia menyebut dirinya sendiri sebagai "Banana Man."

Moise akan dilantik pada tanggal 7 Februari 2017 nanti dan akan mengambil alih kekuasaan presiden interim, Jocelerme Privert, yang menjabat pada tahun 2016.

Sebelumnya, Moise pernah memenangkan pemilu bulan Oktober 2015, namun keputusan itu terpaksa dibatalkan setelah sebuah komisi independen menemukan adanya kasus penipuan besar-besaran. Meski demikian, tidak ada laporan kasus serupa saat pemungutan suara di November 2016.

"Tidak ada penipuan besar-besaran dalam pemilu (20 November 2016). Ada penyimpangan, namun tidak mempengaruhi proses pemilihan," kata Dewan Pemilu Haiti.

Aksi Protes

Di sisi lain, pihak lawan Moise menantang keputusan dewan yang menyatakan Moise telah mengalahkan 26 kandidat lainnya. Nicole Simeon, juru bicara dewan pemilu menuturkan rival terberat Moise ini hanya mengumpulkan 19,5 persen suara.

Selain datang dari sejumlah lawan politk Moise, protes juga datang dari para pendukung kandidat terkemuka lainnya. Mereka melakukan aksi turun ke jalan untuk memprotes keputusan dewan pemilu.

Pendukung partai Fanmi Lavalas menyerukan dewan pemilu agar segera menempatkan calon mereka sebagai presiden, sementara para pendukung kandidat dari sayap kiri, Jean Charles, juga memprotes terpilihnya Moise setelah hasil awal dirilis bulan Oktober 2015 lalu. Meskipun seorang saksi mata melaporkan telah mendengar suara tembakan di ruas jalan ibukota pada hari Senin, tidak ada tanda-tanda kerusuhan yang signifikan.

Selama beberapa tahun terakhir, Haiti telah berusaha untuk bangkit setelah badai dahsyat melanda negara itu pada tahun 2010. Badai tersebut menewaskan 1.000 orang dan menyebabkan lebih dari satu juta lainnya membutuhkan bantuan kemanusiaan.

(ren)