Kamboja Buru Tiga Penyebar Foto Rekayasa Raja Sihamoni
- REUTERS/Samrang Pring
VIVA.co.id – Kepolisian Nasional Kamboja tengah memburu tiga orang tersangka yang dituduh merekayasa foto Raja Norodom Sihamoni dengan tujuan penghinaan dan pelecehan.
Melalui akun media sosial Facebook, pada 25 Desember 2016, beredar foto raja yang telah direkayasa seolah-olah terlibat dalam adegan mesum penyuka sejenis.
Foto-foto bertuliskan "Raja Kamboja adalah gay" tersebut beredar dengan cepat ke sejumlah pengguna akun Facebook di Kamboja dan Thailand bersamaan dengan perayaan Natal.
Hal ini memicu protes dan dianggap sebagai suatu penghinaan publik kepada Raja Sihamoni. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Kamboja Khieu Sopheak menegaskan bahwa penyelidikan terhadap kasus pelecehan ini telah diluncurkan.
Meski demikian, ia enggan menjelaskan lebih jauh pasal apa saja yang telah dilanggar oleh ketiga pelaku. "Kami telah mendapat perintah untuk menangkap mereka. Raja mewakili seluruh bangsa Kamboja. Menghina raja sama menghina bangsa," kata Sopheak, seperti dikutip BBC, Selasa, 3 Januari 2017.
Dua dari tersangka diyakini saat ini berada di Kamboja, sementara satu orang lainnya berada di Thailand. Sopheak mengatakan pemerintah akan meminta bantuan dari Bangkok untuk menangkap pelaku tersebut.
Raja Sihamoni telah menjadi raja sejak 2004. Ia sangat dihormati oleh masyarakat dan tak terlalu banyak berurusan dengan politik. Bila di negara tetangga Thailand, seorang monarki dilindungi oleh hukum les majeste, yang melarang setiap kritikan, hal ini tidak berlaku di Kamboja.
Menurut konstitusi negara, raja merupakan suatu sosok yang "tak bisa diganggu gugat" atau terlalu tinggi untuk diperlakukan dengan tidak hormat. Raja Sihamoni juga menguasai bahasa Inggris, Prancis dan Ceko.
Sebelum menjadi raja, ia menghabiskan waktunya di luar negeri dan mengejar karier di bidang tari klasik. Sihamoni memilih untuk melajang dan tidak memiliki keturunan.