China Empat Kali Disebut Langgar Kedaulatan Taiwan

Pesawat tempur China, J-15, mendarat di Kapal Induk Liaoning.
Sumber :
  • REUTERS/Xinhua/Zha Chunming

VIVA.co.id – Angkatan Bersenjata China dilaporkan sudah empat kali melakukan pelanggaran teritorial Taiwan sejak terpilihnya Presiden Tsai Ing-wen pada 20 Mei 2016.

Dua pelanggaran terbaru terjadi sejak percakapan telepon 12 menit antara Ing-wen dengan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, pada 2 Desember lalu, yang memicu amarah Beijing dan dikhawatirkan semakin meningkatkan kehadirannya di kawasan.

Terlebih, Ing-wen menolak mentah-mentah konsep 'Satu China' yang menyebabkan kedua pihak tidak meneruskan dialog. Ini yang mengikis hubungan bilateral yang telah dibangun Presiden Taiwan sebelumnya, Ma Ying-jeou sejak 2008.

Padahal, para pejabat tinggi di Beijing sebelumnya telah meminta Ing-wen agar melanjutkan dialog demi terciptanya unifikasi atau penyatuan.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Chen Chung-chi mengatakan, sejak 20 Mei, jet tempur Angkatan Udara China dan kapal perang Angkatan Laut China telah mendekati zona identifikasi pertahanan Taiwan, atau 160 kilometer dari titik terdekat.

Namun, ia menolak untuk mengatakan apakah jet tempur dan kapal selam Taiwan akan dikerahkan guna mengadang armada militer China. "Kami akan terus memantau dan memahami situasi terkini," kata Chen, seperti dikutip situs Voa, Kamis, 29 Desember 2016.

Beijing telah mengklaim Taiwan sejak perang saudara pada 1949 dan bersikeras untuk penyatuan kedua pihak. Meski demikian, jajak pendapat di Taiwan memutuskan untuk memilih otonomi khusus.

Latihan militer China baru-baru ini juga menyita perhatian dunia, khususnya Taiwan. Saat itu, kapal induk Liaoning yang berbasis di Qingdao berlayar ke Samudera Pasifik sebelah timur Taiwan, kemudian diteruskan ke Kepulauan Pratas, yang disebut China sebagai Pulau Dongsha, di Laut China Selatan.

Kementerian Pertahanan China juga menggelar latihan Angkatan Udara di luar ruang udara Taiwan, tepatnya Selat Luzon.