Disangka Bom, Ternyata Ini Isi Tas di Menara Trump

Trump Tower
Sumber :
  • Wikipedia

VIVA.co.id – Sebuah tas ransel mencurigakan yang ditemukan di lobi utama Menara Trump, Selasa lalu, membuat panik seisi gedung. Pihak berwenang segera meminta seluruh orang di dalam gedung untuk meninggalkan lokasi dan segera memulai penyelidikan.

"Kami dievakuasi sangat cepat. Kejadian tersebut sangat membuat histeris. Polisi berteriak dan memberitahu orang-orang untuk meninggalkan gedung," kata Andy Martin, seorang pengunjung di Niketown, seperti dikutip situs Telegraph, Rabu, 28 Desember 2016.

Juru Bicara Kepolisian New York, Stephen Davis, mengatakan tas ransel tersebut ditemukan di dekat pintu masuk Toko Niketown di Menara Trump.

Saat kejadian, pengunjung sedang ramai, terutama saat musim liburan. Tim penjinak bom yang datang ke lokasi langsung mengamankan tas ransel dan berusaha untuk membukanya.

Saat dibuka ternyata isi tas ransel tersebut hanya mainan anak-anak. Selain menjadi rumah sekaligus pusat bisnis Presiden AS terpilih, Donald Trump, Menara Trump juga terdiri dari tempat tinggal, restoran, toko-toko ritel dan lobi yang terbuka untuk umum sejak pukul 08.00-22.00 waktu setempat.

Kehadiran Donald Trump di New York sejak terpilih sebagai Presiden AS ke-45 menjadi suatu ketakutan tersendiri bagi lingkungan di sekitar gedung yang berdiri megah itu.

Faktor keamanan ini berdampak pada pebisnis lokal, di mana beberapa pemilik sekitar Menara Trump memilih untuk merumahkan staf mereka dan mempertimbangkan relokasi karena menurunnya pengunjung di kawasan tersebut.

Hal ini kemudian ditambah dengan pernyataan Trump yang mengatakan akan menghabiskan sebagian besar waktunya sebagai presiden di penthouse senilai US$100 juta tersebut, ketimbang di Gedung Putih. Melihat hal ini, Pasukan Pengamanan Presiden AS (Secret Service) telah menyarankan agar Trump pindah secara penuh ke Gedung Putih untuk menjalankan tugasnya sehari-hari.

Untuk diketahui, saat ini dibutuhkan pengeluaran senilai US$1 juta per hari (setara Rp13,5 miliar) untuk melindungi Donald Trump dan keluarganya.