Dubes Malaysia: PM Najib Tak Bermaksud Intervensi Isu di RI

Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak.
Sumber :
  • REUTERS/Olivia Harris

VIVA.co.id – Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, mencoba luruskan soal “sindiran” Perdana Menteri negaranya, Datuk Seri Najib Tun Razak, beberapa hari lalu yang meminta agar Indonesia bersikap lebih tegas soal tragedi etnis Rohingya di Myanmar. Menurut Zahrain, dengan pernyataan itu Najib tak bermaksud campur tangan urusan negara lain.

Menurut Zahrain, Kamis 22 Desember 2016, konteks pernyataan PM Najib tidak seserius tanggapan netizen. Dia menganggap PM Najib terlalu bersemangat ketika berpidato, karena saat itu adalah kali pertamanya dia turun langsung ke jalan bersama rakyatnya untuk melakukan protes.

"Maksud PM Najib, yang didemo jangan Ahok saja. Najib juga tidak bermaksud untuk ikut campur kepentingan negara lain. Jadi, maksudnya, bukan isu Ahok saja yang diperhatikan, Rohingya juga harus diperhatikan," ujar Dubes Zahrain saat berbincang dengan awak media di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta.

Dilansir melalui situs berita Malaysia, BERNAMA, yang dirilis pada Minggu, 4 Desember 2016, video berjudul "Himpunan Solidariti Ummah Untuk Rohingya" yang beredar di Youtube terlihat PM Najib menyampaikan kemarahan dan protesnya kepada Suu Kyi di hadapan para demonstran. Di podium, PM Najib juga menggugat pemerintahan Indonesia yang kurang memperhatikan nasib pengungsi Rohingya di Aceh.

Kepada Presiden Jokowi, ia menyerukan untuk menggelar aksi turun ke jalan bersama warga Indonesia sebagai tanda memperjuangkan nasib etnis Rohingya. Dalam rekaman berdurasi lebih dari 16 menit itu, Najib menyebut agar Indonesia tidak melulu melayangkan protesnya kepada Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama.

"Saya pernah meminta Presiden Jokowi agar menghimpun rakyat Indonesia. Jangan protes Ahok saja, Ahok Ahok terus. Rohingya harus diperjuangkan di Indonesia. Mereka sudah demo di Jakarta. Kami ingin menunjukkan bahwa sebagai anggota ASEAN, kami tidak senang (dengan Suu Kyi)," ucapnya.

"Kita harus beradab, melindungi nyawa dan hak, ini tanggung jawab kita sebagai bagian dari amanah wajib (maqasid) syariah. Ini sebuah keharusan yang patut kita perjuangkan. Nyawa, hak milik, keturunan, harus kita perjuangkan. Ini bukan pilihan," katanya.

Saat itu, sekitar 20.000 orang berkumpul di Titiwangsa Stadium, Malaysia, untuk memprotes kekerasan terhadap Muslim Rohingya. Najib yang juga presiden United Malays National Organisation mengatakan tak akan tinggal diam untuk menggelar aksi lanjutan dan menggunakan segala macam cara hingga Muslim Rohingya bebas dari tirani.

(ren)