RI Gencar Diplomasi Ekonomi dengan Bangladesh
- Kemlu RI
VIVA.co.id – Indonesia dan Bangladesh sepakat untuk meningkatkan kerja sama investasi dan perdagangan. Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengatakan bahwa transaksi perdagangan kedua negara mencapai sekitar US$1,4 miliar (Rp18,8 triliun) pada 2015.
Dengan demikian, masih banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak nilai investasi dan perdagangan kedua negara.
"Total pasar kedua negara mencapai lebih dari 400 juta orang. Ini masih banyak peluang kerja sama ekonomi yang belum dimanfaatkan. Untuk itu kita harus galakkan diplomasi ekonomi di Bangladesh," ujar Retno, melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 21 Desember 2016.
Ia melanjutkan, sebagai ketua IORA periode 2016-2017, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Bangladesh yang selama ini mendukung berbagai upaya Indonesia untuk memperkuat kerja sama di Samudera Hindia.
Tak hanya itu, Indonesia bersama perwakilan UNHCR dan IOM, menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani jumlah pengungsi yang telah melebihi kapasitas penampungan.
Sejak terjadinya ketegangan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, pada 9 Oktober 2016, telah terjadi peningkatan jumlah pengungsi antara 10-20 ribu orang.
Berdasarkan data UNHCR, terdapat 32 ribu pengungsi Muslim dari Myanmar yang tercatat resmi di dua kamp pengungsi di Bangladesh. Selain itu, menurut estimasi UNHCR, ada sekitar 200 ribu pengungsi tidak tercatat yang tinggal di perbatasan Bangladesh dan Myanmar.
Setelah melakukan pertemuan dengan UNHCR dan IOM, Retno didampingi Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abul Hasan Mahmood Ali, meninjau kamp pengungsi Kutupalong di Ukhiya, Cox’s Bazar Bangladesh yang berjarak sekitar 390 kilometer dari ibu kota Dhaka.