JK Tak Mau Gegabah Tanggapi Penembakan Dubes Rusia di Turki

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, mengaku belum bisa bersikap terkait  memanasnya situasi di Turki saat ini. Terutama pasca penembakan atas Duta Besar Rusia untuk Turki.

Menanggapi aksi pembunuhan yang terjadi pada Duta besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, Wapres JK mengaku tak ingin gegabah memberikan penilaian. Ia mengatakan harus dicari tahu dulu siapa sebenarnya pelaku tersebut.

"Ya kita melihat lah, kan belum ketahuan siapa itu, siapa yang lakukan. Kita lihat dulu siapa yang melakukan," kata Wapres Jusuf Kalla, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa 20 Desember 2016.

Karlov tewas setelah ditembak saat dia berpidato di sebuah galeri seni di Ankara pada Senin, 19 Desember 2016.

Dilansir dari Reuters, Presiden Turki, Tayyip Erdogan, dalam pesan video kepada rakyatnya, pembunuhan itu adalah upaya melemparkan serangan untuk melemahkan hubungan negaranya dengan Rusia. Dia mengatakan, Turki dan Rusia telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi terorisme.

Pada pertemuan khusus di Kremlin, Presiden Putin memerintahkan peningkatan keamanan di semua wilayah dan berkata pelakunya adalah "bandit."

"Kita harus tahu siapa yang mengarahkan tangan si pembunuh,” ujarnya.

Sumber-sumber keamanan mengatakan pelaku sedang tidak bertugas dan beberapa saksi mengatakan tidak ada peralatan pemindai keamanan di pintu masuk. "Kami menganggap ini sebagai aksi teroris," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. "Terorisme tidak akan menang dan kami akan melawannya tegas."

Penyerang itu berpenampilan rapi, berpakaian jas hitam dan dasi serta berdiri sendirian di belakang Duta Besar saat korban mulai berpidato di pameran seni.

 

(ren)