RI Diminta Perketat Keamanan Semua Dubes Negara Sahabat

Seorang polisi bersenjata tengah berjaga di depan suatu Kedutaan Besar negara sahabat di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Renne Kawilarang

VIVA.co.id – Tiga aksi teror yang melanda tiga negara secara bersamaan harus diwaspadai oleh pemerintah Indonesia. Salah satu serangan adalah penembakan mati Duta Besar Rusia di Turki Senin waktu setempat.

Selain di Turki, serangan juga terjadi di Jerman dan Swiss. Kendati pola dan targetnya berbeda, serangan di tiga negara tersebut memilik motif yang sama yakni main hakim sendiri atas nama kebenaran.

Pengamat kontraterorisme internasional, Rakyan Adibrata, mengungkapkan, di satu sisi, pemerintah Indonesia harus memberikan pengamanan ketat di seluruh kantor kedutaan besar beserta konsulat jenderal negara-negara sahabat, terutama yang beririsan langsung dengan konflik Timur Tengah.

"Kantor Kedubes dan Konjen Amerika Serikat, Rusia, Iran, Suriah, Arab Saudi dan Uni Eropa. Mereka harus dijaga ekstra ketat oleh aparat keamanan kita," ungkapnya kepada VIVA.co.id, Selasa, 20 Desember 2016.

Lalu di sisi lain, pemerintah harus mengawasi aksi provokasi yang belakangan ini ramai di media sosial yang bisa membuat seseorang melakukan aksi teror.

"Pernyataan provokatif yang mendorong atau menginspirasi untuk melakukan terorisme itu bisa dipidana. Saat ini banyak bermunculan," tutur dia. Seperti diketahui, aksi teror melanda Ankara Turki, Berlin Jerman dan Zurich Swiss.

Di Ankara, Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, tewas setelah ditembak saat berpidato oleh seorang perwira polisi antihuru-hara. Sang polisi pun akhirnya tewas ditembus timah panas oleh pasukan khusus Turki.

Selanjutnya di Berlin, 12 orang tewas seketika akibat ditabrak sebuah truk kontainer di Pasar Natal. Pelaku langsung ditangkap aparat keamanan Jerman.

Terakhir, sebuah masjid di kota Zurich dihujani tembakan yang menyebabkan tiga orang jemaah terluka ketika sedang menunaikan salat.

 

(ren)