Menlu ASEAN Segera Berkumpul untuk Bicarakan Myanmar

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, saat bertemu pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi pada 2006 lalu. Mereka bahas sejumlah isu, termasuk soal etnis Rohingya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Kemlu RI

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Myanmar, Aung San Suu Kyi telah meminta pertemuan informal khusus dengan seluruh Menlu ASEAN pada Senin pekan depan di Yangon, untuk membahas kekhawatiran internasional atas situasi di negara bagian Rakhine.

Ini adalah kali pertama pemerintah Myanmar menanggapi kritik internasional atas kebijakan Suu Kyi yang tak kunjung menghentikan tindakan militer terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.

Seperti diketahui, lebih dari 20 ribu etnis Rohingya telah melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh, akibat dugaan pemerkosaan massal, pembunuhan, dan pembakaran. Tindakan ini menyusul serangan pada 9 Oktober lalu, terhadap pos polisi di sepanjang perbatasan Myanmar dengan Bangladesh.

Seperti diberitakan Straits Times, Jumat 16 Desember 2016, Suu Kyi sebelumnya telah menggambarkan situasi di Rakhine, telah terkendali dan meminta masyarakat internasional untuk menghentikan protes yang memicu "api kebencian".

Pada pertemuan para pemimpin ASEAN di Bali, akhir pekan lalu, para menteri membahas isu-isu global saat ini, termasuk ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pemerintahan Amerika di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Masalah Rohingya juga tak lepas dari pembahasan ini. Sebagai negara mayoritas Muslim, Malaysia dan Indonesia telah menyuarakan keprihatinan tentang tindakan kekerasan, di mana banyak protes dan demonstrasi terjadi di masing-masing negara.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marusdi juga telah terbang ke Napyitaw, pekan lalu, untuk menemui Suu Kyi dan menyampaikan keprihatinan Indonesia yang kuat tentang situasi di Rakhine. (asp)