China Ingatkan AS untuk Blokir Perjalanan Presiden Taiwan
- Reuters/Pichi Chuang
VIVA.co.id – Pemerintah China memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengizinkan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melewati wilayah udara atau sampai transit di negeri itu.
Hal ini dilakukan China lantaran Ing-wen akan melakukan lawatan luar negerinya ke Guatemala pada Januari 2017.
Namun, Departemen Luar Negeri AS menolak permintaan China dan menegaskan bahwa pihaknya tetap mengizinkan pesawat Ing-wen transit karena berpegang teguh pada 'kekonsistenan hubungan tidak resmi' antara AS dan Taiwan.
"Presiden Tsai akan melakukan kunjungan ke Guatemala, salah satu sekutu diplomatik Taiwan, 11-12 Januari 2017. Kami tidak akan menghalanginya melewati udara atau transit di Amerika," bunyi keterangan Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 7 Desember 2016,
Beijing sangat mencurigai manuver Ing-wen yang diklaim ingin memerdekakan Taiwan secara resmi - sebuah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri namun membangkang terhadap China Daratan.
Perbincangan Ing-wen dengan Presiden AS terpilih, Donald Trump, melalui jaringan telepon, pada Jumat pekan lalu, adalah kali pertamanya sejak Presiden Jimmy Carter mengalihkan pengakuan diplomatik ke China dari Taiwan pada 1979.
Hal tersebut memicu murka Beijing terhadap Washington. Sementara itu, Taiwan Liberty Times, yang dianggap dekat dengan Partai Progresif Demokratik pimpinan Ing-wen, menyebutkan kalau sang presiden berencana pergi melalui New York awal Januari 2017 dalam perjalanan ke Nikaragua, Guatemala, dan El Salvador.
Kementerian Luar Negeri Taiwan sendiri belum secara resmi mengonfirmasi perjalanan Ing-wen. Namun, kunjungan kenegaraan ini biasanya 'sepaket' dengan kunjungan ke AS serta melakukan pertemuan antara pejabat tinggi kedua negara.
"Perjalanan ini akan berlangsung sebelum Trump dilantik menjadi presiden pada 20 Januari mendatang. Delegasi Presiden Tsai ingin bertemu dengan para pejabat Trump, termasuk Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus," bunyi keterangan Taiwan Liberty Times.