Kasus Rohingya, Muncul Wacana Keluarkan Myanmar dari ASEAN

Demo Save Rohingya di Kedubes Myanmar di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Kekerasan yang terjadi di Myanmar ternyata menimbulkan solidaritas diantara sesama anggota ASEAN. Desakan untuk mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN mulai menguat.

Wakil Menteri Luar Negeri RI, Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, tindakan tersebut bukanlah perkara mudah. Pernyataan ini dilontarkan Wakil Menteri Fachir seiring adanya desakan negara-negara ASEAN untuk meninjau ulang keanggotaan Myanmar sebagai buntut dari permasalahan kekerasan yang terjadi pada Muslim Rohingya.

“Tidak bisa segampang itu (mengeluarkan Myanmar dari ASEAN), itu tidak mungkin karena keputusan tersebut datang dari ASEAN,” ungkap Fachrir ketika dijumpai media pada Kamis, 1 November 2016 di kantor Kementerian Luar Negeri.

Fachir juga mengatakan sudah selayaknya negara-negara ASEAN dapat melihat situasi dan kondisi internal yang terjadi di Myanmar secara menyeluruh. Dia menginginkan pihak-pihak yang mendesak agar mau membantu Myanmar secara komprehensif dan menyeluruh sembari tetap menjunjung prinsip non-intervensi ASEAN.

Indonesia, lanjut dia, terus berupaya membantu Myanmar melalui pendekatan inklusif dan kerja sama. Indonesia telah menyampaikan keprihatinan dan dorongan kepada Myanmar untuk bisa menyelesaikan konflik kemanusiaan di Rakhine sehingga stabilitas keamanan di Myanmar kembali tercapai. “Indonesia telah berupaya memberikan bantuan dengan membangun sarana dan prasarana sekolah dan kesehatan, khususnya di Rakhine, dengan harapan dapat merangkul seluruh pihak yang ada di sana,” ujar Fachir.

Melanjuti pernyataan Wamenlu Fachir, Direktur Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares mengaku kalau Indonesia memiliki caranya tersendiri dalam menyikapi kasus kekerasan di Myanmar. Ia mengatakan cara yang dipakai Indonesia sudah pernah dicoba saat Myanmar masih sepenuhnya dikendalikan militer. Cara tersebut pun dinilai efektif dalam merubah Myanmar.

"Tad Pak Wamen sudah katakan, pendekatan kita (Indonesia) memang inklusif. Kita ajak Myanmar untuk berbuat lebih baik bagi rakyatnya," ucapnya.