Rusia Anggap Trump Lebih Terbuka Dibanding Obama

Presiden Barack Obama bertemu dengan Presiden terpilih Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Kevin Lamarque

VIVA.co.id – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kementerian Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengirimkan sinyal positif ke Washington, Amerika Serikat dalam upaya peningkatan kerja sama bilateral Rusia-AS.

Sebelumnya, Presiden Putin memberikan ucapan selamat kepada Presiden terpilih AS Donald Trump melalui telepon atas kemenangannya di pemilihan umum presiden pada 8 November 2016. Kedua tokoh tersebut sempat menyinggung kerja sama kedua negara yang akhir-akhir ini hubungannya dirasa kurang harmonis.

"Kami telah mendengar pernyataan Trump tentang keinginannya untuk bekerja sama dengan Rusia, termasuk memerangi terorisme," ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin, dalam pertemuan rutin dengan awak media di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu, 30 November 2016.

Menurut Galuzin, Presiden Barack Obama telah memperburuk hubungan AS dan Rusia yang selama ini memang dikenal sudah renggang. Puncaknya, ketika AS telah menjatuhkan sanksi atas aneksasi Krimea dari Ukraina pada 2014.

Pemerintahan Obama juga dianggap menghambat usaha Rusia dalam memberantas ISIS di Suriah. AS disebut telah menuduh Moskow melindungi rezim Presiden Bashar al-Assad.

Sementara itu, Gazulin menilai Trump memiliki sikap yang sangat berbeda dengan Obama. Trump ingin merangkul Rusia untuk membasmi terorisme di Suriah, setelah sebelumnya Assad pernah melayangkan pernyataan bahwa Trump mungkin adalah sekutu alami Suriah.

"Sikap yang ditunjukkan Trump kepada Rusia jauh lebih responsif, lebih bertanggung jawab, dan lebih menjanjikan," Galuzin menambahkan.