Presiden Korsel dan Lingkaran 'Penyihir'

Presiden wanita pertama Korea Selatan, Park Geun-hye.
Sumber :
  • REUTERS/Lee Jae-Won

VIVA.co.id – Unjuk rasa menuntut Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, untuk segera mundur dari jabatannya kini telah memasuki minggu kelima. Aksi demonstrasi akhir pekan lalu merupakan protes terbesar yang terjadi di ibu kota Seoul.

Ribuan massa turun ke jalan ibu kota lalu berjalan menuju Istana Biru, Kantor Kepresidenan Korea Selatan, sembari menyerukan, "Penjarakan Park Geun-hye! Hingga kini, Jaksa Penuntut Umum belum bisa mendakwa Geun-hye lataran masih menjabat sebagai Presiden.

Proses hukum bisa berjalan jikalau geun-hye mengundurkan diri. "Ini semua kesalahan saya dan saya merasa malu. Saya sadar bahwa akan sangat sulit untuk menyembuhkan luka warga Korea Selatan," ungkapnya, seperti dikutip situs Vice, Selasa, 29 November 2016.

Geun-hye dituduh terlalu sering membantu Choi Soon-sil dan memeras banyak uang dari perusahaan-perusahaan besar negeri Ginseng. Ia juga dituduh membocorkan informasi negara yang sifatnya rahasia kepada Soon-sil yang dipercaya menjadi pemimpin sebuah sekte misterius bernama 'Delapan Peri'.

Sekte inilah ditengarai diam-diam telah mengendalikan pemerintahan Korea Selatan. Tak hanya itu, Soon-sil menguasai ilmu gaib dan sangat dihormati banyak kalangan elit Korea Selatan.

Ayah Soon-sil, Choi Tai-min, acapkali disebut sebagai 'Rasputin Korea Selatan' yang membentuk kelompok religi bernama 'Church of Eternal Life'. Tai-min dikabarkan menjadi penasehat spiritual ayah Geun-hye, Park Chung-hee, yang juga Presiden Korea Selatan era 1970-an.

Tak heran, Geun-hye dituding sebagai boneka yang dikendalikan keluarga Soon-sil. Presiden perempuan pertama Korea Selatan ini sempat dikabarkan melakukan ritual gaib di Istana Biru. Maka demikian, hubungan keluarga Soon-sil dan Geun-hye, di mata media massa Korea Selatan dianggap penuh misteri dan penuh kejanggalan.

Sebelumnya, Geun-hye telah meminta maaf kepada warga Korea Selatan secara formal melalui sebuah penayangan di televisi nasional di awal November. Ia menyatakan dirinya bersalah karena telah menaruh terlalu banyak kepercayaan dalam hubungan pribadinya.

"Saya siap diperiksa oleh Tim Penyidik Kejaksaan Agung. Namun, saya tetap menolak untuk mengundurkan diri hingga masa jabatan saya habis di bulan Februari 2018," tutur Geun-hye.