Usai Kematian Castro, Hubungan AS-Kuba Bakal Mencair?

Mantan Presiden Kuba, Fidel Castro.
Sumber :
  • Desmond Boylan/Reuters

VIVA.co.id – Mantan Presiden Kuba, Fidel Castro, tutup usia Sabtu, 26 November 2016. Panglima tertinggi revolusi Kuba itu meninggal dalam usianya ke-90. Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, turut berkomentar atas kematian Castro. 

Lewat cuitan sederhana di akun Twitter resminya, ia menyatakan jika Castro sudah mati. "Fidel Castro is dead!" tulis Trump. Demikian dilansir ABCnews.

Banyak pihak memprediksi usai kematian Castro, hubungan Amerika Serikat dan Kuba ke depan akan mencair dan membawa kemungkinan perubahan lebih lanjut. Namun, hal itu tentu dipertanyakan kembali pada sikap Trump.

Sebab, selama ini upaya mesra dilakukan oleh Presiden Barack Obama yang menginginkan AS lebih dekat dengan Kuba. Sementara Trump mengancam upaya itu.

Trump belakangan sering mengkritik kesepakatan Obama yang menginginkan untuk membuka kembali hubungan diplomatik dengan Kuba, termasuk membangun kembali sejumlah perdagangan dengan Kuba.

Seperti dilansir CNN, dalam sebuah wawancara pada Oktober lalu dengan stasiun tv lokal CBS di Miami, Trump mengkritik upaya pemerintahan Obama untuk menormalkan hubungan dengan Kuba dan dinilai sebagai "perjanjian sangat lemah". Di sebuah reli di Miami, awal September lalu, Trump juga telah mengecam perubahan kebijakan Kuba.

Sementara itu, berbicara setelah kematian Castro, analis CNN, Peter Kornbluh, memprediksi ke depan akan ada fase halus dalam hubungan antara AS dan Kuba.

"Kuba, seperti banyak negara lain di seluruh dunia, benar-benar tidak tahu apa yang diharapkan. Tentu akan ada ketakutan besar tentang apa yang akan dilakukan pemerintahan Donald Trump. Dengan berlalunya Fidel, diharapkan Trump benar-benar keluar dan mengatakan akan benar-benar mengatur nada halus untuk melakukan rekonsiliasi atau pemulihan hubungan antara Washington dan Havana usai pemerintahan Obama," kata Kornbluh.

Sementara itu, Sebastian Arcos, direktur dari Kuba Research Institute di Florida International University, mengatakan kepada CNN pada bulan September bahwa Kuba sebenarnya menantikan masa depan baru. Mereka berharap hubungan antara Havana dan Washington akan meningkat ke kondisi lebih baik.