Rayakan Kemenangan Trump, Ada Pidato Berbau Nazi

Kedekatan Trump dan Reince Preibus Ketua Komite Nasional Partai Republik. Kini Trump mengangkat Reince Preibus sebagai Kepala Staf Gedung Putih.
Sumber :
  • Reuters/Mike Segar

VIVA.co.id – Richard Spencer, pemimpin kulit putih Amerika Serikat, berpidato di hadapan 200-an pendukung gerakan sayap kanan di Washington D.C, dan menyerukan hal berbau provokatif. Momen ketika Spencer menegaskan pandangannya tentang Amerika, adalah negara khusus warga kulit putih, terekam kamera media

Pada 19 November lalu, Spencer berpidato di Gedung Ronald Reagan di ibu kota Amerika Serikat, dan merayakan kemenangan Donald Trump. Acara ini digelar hanya beberapa blok dari Gedung Putih.

Isi pidato Spencer dirasa menyerang kaum Yahudi. Tak tanggung-tanggung, Spencer mengutip istilah propaganda Nazi Jerman untuk menyerang media massa anti-Trump lalu memproklamirkan Amerika sebagai "negara kaum kulit putih".

Beberapa aktivis sempat menanggapi akhir pidato Spencer, dengan mengulurkan salam hormat gaya Nazi sambil bersorak "Heil Trump, Heil victory!" seperti dikutip dari VICE News.

Anggota tersebut sejak lama dikenal rasis. Lembaga Southern Poverty Law Center mendeskripsikan aktivitas kelompok itu sebagai kalangan berideologi kanan garis keras, serta grup dan individu yang percaya bahwa identitas kulit putih sedang di ujung tanduk.

Berbagai media massa memberitakan isi pidato Richard. Kendati demikian, hanya The Atlantic yang sukses merekam utuh pidato penuh kebencian plus salam ala Nazi itu. Media yang berbasis di Kota Boston tersebut lalu mengedit rekamannya menjadi video pendek, menampilkan momen-momen yang membuat para penonton merinding.

"Tak ada yang menghargai kita jika kalah dengan terhormat. Tak ada yang menangisi segala kejahatan besar yang dilakukan pada kita," ujar Spencer di hadapan para hadirin yang datang. Kata 'kita' dalam pidatonya itu merujuk pada supremasi dan 'hak' orang kulit putih. "Bagi kita, pilihannya cuma menang atau mati!"

Setelah transkrip pidato Spencer beredar, muncul pernyataan tertulis dari United States Holocaust Memorial Museum (USHMM), mewakili keluarga korban Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Mereka menyatakan kekhawatirannya, saat menyaksikan retorika penuh kebencian yang dilontarkan Spencer.

USHMM meminta segenap warga negara AS, pemuka agama, dan elemen warga sipil, serta para pemimpin di berbagai level pemerintahan, agar bersatu memerangi pemikiran rasis dan ujaran-ujaran penuh kebencian yang memecah belah Amerika.

Minggu lalu, sebelum muncul cuplikan pidato Spencer itu, Twitter telah memblokir akun twitter Spencer. Tindakan Twitter ini bukan pertama kalinya, karena jejaring sosial itu sejak lama berusaha memerangi akun-akun yang mempromosikan ujaran kebencian.

Avra Augesty/Jakarta (asp)