Umat Kristiani Irak Menangis, Gereja Tua Dihancurkan ISIS

Salah satu gereje di Irak yang hancur selama pendudukan ISIS.
Sumber :
  • REUTERS/Goran Tomasevic

VIVA.co.id – Isak tangis dan kesedihan menyelimuti sekelompok jemaat di sebuah gereja kecil di Keramlis, Irak utara, kemarin. Warga beragama Kristen tersebut kembali ke gereja mereka dan menemukan semuanya telah hancur, termasuk patung Bunda Maria, yang dipenggal kepalanya oleh kelompok radikal ISIS.

Kamar pengakuan dosa telah berubah sangat hancur, makam dinodai, dan bangku doa hangus terbakar. Saat Pendeta Thabet Habib membacakan doa di gereja St. Addai, suara gelas pecah berderak di bawah kaki jemaat.

Keramlis, adalah  sebuah kota kuno yang didiami oleh bangsa Asiria atau Asyur. Ini adalah sebuah kota Kristen di dataran Niniwe di Irak utara. Wilayah ini jatuh ke tangan ISIS pada Agustus 2014, dua bulan setelah kelompok ekstrimis tersebut mengepung kota Mosul dan daerah sekitarnya. Pendudukan ISIS atas wilayah tersebut membuat sebagian besar penduduknya melarikan diri.

Menurut Foxnews, Senin 1 November 2016, saat ini kota tersebut telah direbut kembali oleh pasukan Irak sejak tiga pekan lalu dalam operasi perebutan Mosul. Tetapi, sebagian besar rumah hancur dalam operasi tersebut.

Banyak warga Keramlis yang berjarak sekitar 18 mil dari Mosul, kini tinggal di kamp-kamp wilayah Kurdi Irak. Ratusan lainnya melarikan diri ke negara tetangga seperti Eropa, Amerika Serikat dan tempat lain.

Beberapa dari mereka yang kembali pada hari Minggu kemarin, 13 November 2016, datang untuk menghadiri pelayanan doa di kampung halaman mereka, sembari memeriksa rumah mereka. Namun yang didapat hanya kehancuran dan reruntuhan gereja.

"Saya merasa sangat sedih. Saya tidak yakin kapan atau apakah saya bisa kembali ke sini. Saya juga tidak yakin anak-anak bisa memiliki masa depan di sini," kata Sahir Shamoun, yang saat ini mengungsi di Zakho, dekat perbatasan Turki.

Tak hanya di Keramlis, umat Kristiani di Bartella, sebelah timur Mosul, juga merasakan kesedihan yang sama. Sejumlah gereja yang telah berusia ratusan tahun hancur lebur setelah dua tahun ISIS menguasai kota tersebut. Saat kembali ke gereja, mereka melakukan ibadah dengan kondisi gereja yang hancur.

Kristen dulu merupakan agama minoritas di Irak. Namun jumlah mereka cukup besar. Tapi sejak terjadinya invasi pada Irak yang dipimpin AS pada tahun 2003, jumlah umat Kristiani terus berkurang. Banyak dari mereka terpaksa pindah ke Barat untuk menghindari kekerasan.

Shamoun sendiri mengatakan ia telah mengungsi lima sekali. Ia pun mengatakan tidak percaya ada masa depan bagi orang Kristen maupun minoritas lainnya di Timur Tengah.

 

(ren)