Desakan Memakzulkan Donald Trump Makin Kuat
- REUTERS/Hannah McKay
VIVA.co.id – Terpilihnya Trump menjadi Presiden AS ke-45 mendapat penolakan dari sebagian besar masyarakat Amerika. Mesin pencari raksasa Google sejak Rabu mencatat terjadinya peningkatan pencarian hingga 5.000 persen mengenai bagaimana cara memakzulkan Trump.
Menurut beberapa sumber, sudah ada cukup bukti untuk menurunkan Trump dari kursi presiden, bahkan sebelum ia secara resmi dilantik. Selain itu, pengusaha properti tersebut juga tersangkut kasus penipuan terkait Trump University, yang masuk ke pengadilan pada akhir bulan ini. Namun pada kenyataannya, proses impeachment atau pemakzulan ini lebih rumit, dan sangat mekanis.
Melansir laman Independent, Jumat 11 November 2016, proses impeachment di Amerika dapat dilakukan jika presiden melakukan pelanggaran seperti pengkhianatan, penyuapan, dan kejahatan tingkat tinggi. Kejahatan tingkat tinggi yang dimaksud adalah kriminalitas, pelanggaran hukum, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelanggaran kepercayaan publik.
Hal yang disebutkan itu yang merupakan faktor pendukung pemakzulan pemimpin negara. Namun di luar hal ini, pihak parlemen yang akan memutuskan apakah pemimpin negara telah melakukan pelanggaran.
Pemakzulan Trump bisa dilakukan, namun hal ini akan sulit. Belum ada presiden yang benar-benar "dipecat" dari jabatannya akibat impeachment, meskipun dua presiden sebelumnya yakni Andrew Johnson dan Bill Clinton dinyatakan bersalah oleh parlemen.
Sementara itu jika Trump memang berhasil dimakzulkan dan diberhentikan, maka Wakil Presiden terpilih yakni Mike Pence akan segera mengambil sumpah jabatan dan menjadi presiden menggantikan Trump.