#Calexit, Ketika Warga California Menolak Trump
- REUTERS / Jason Miczek
VIVA.co.id – Protes seperti menjadi hadiah untuk Donald Trump usai resmi terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Tak lama setelah pengumuman kemenangan, ribuan masyarakat California turun ke jalan berdemonstrasi dan menyerukan "Calexit" - istilah untuk California Exit atau California ingin merdeka dari AS.
Aksi ini terinspirasi oleh gerakan Brexit (British Exit) atau mendorong Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada Juni 2016. Sontak, aksi tersebut menjadi viral di media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Kelompok pendukung Calexit, The Yes California Independence Campaign, mendorong diadakannya referendum pada 2019 yang bertujuan membuat California sebuah negara yang merdeka.
Presiden Yes California, Louis Marinelli, mengatakan, apa yang terjadi di AS, baik secara politik dan budaya, sangat berbeda dari apa yang terjadi di sini.
"Saya ingin California untuk menjadi negara yang bisa merangkul semua. Kami merasa koneksi politik dan budaya dengan Amerika adalah batu penghalang untuk mengembalikan potensi California," kata Marinelli, seperti dikutip situs Finance Yahoo, Kamis, 10 November 2016.
Seperti diketahui, para demonstran menyuarakan protes sejumlah program dan kebijakan Trump yang dinilai rasis. Aksi serupa juga terjadi di sejumlah negara bagian seperti di Seattle, New York, Boston, dan Chicago.
Dalam pemilihan presiden yang berlangsung Selasa malam, 8 November waktu AS atau Rabu pagi, 9 November waktu Indonesia, Trump berhasil mengalahkan pesaingnya Hillary Clinton dengan memperoleh 279 suara dan 228 suara.