Tembok Munich, Wujud Fobia Warga Jerman pada Pengungsi

Angela Merkel di Peringatan 25 Tahun runtuhnya Tembok Berlin.
Sumber :
  • Reuters/Fabrizio Bensch

VIVA.co.id – Kanselir Jerman Angela Merkel boleh bertahan dengan keinginannya untuk tetap membuka pintu bagi pengungsi. Namun, tak semua warga Jerman setuju dengan keinginan Merkel.

Sebuah tembok setinggi lebih dari 12 kaki atau sekitar 3,8 meter tengah dibangun di Munich, Jerman. Penduduk di sekitar tembok khawatir pengungsi yang berada di sana suatu saat akan berulah.

Dinding pembatas yang tingginya melebihi Tembok Berlin ini sedang dibangun di Neuperlach Sud, untuk memisahkan lingkungan masyarakat dengan 160 imigran muda yang ditampung di tempat penampungan terdekat. Ketinggian tembok Berlin, yang sempat menjadi pemisah antara Jerman Barat dan Jerman Timur hanya 11,8 kaki atau sekitar 3,6 meter.

Selain itu, penduduk setempat berpendapat bahwa nilai harga jual rumah mereka akan turun, jika para pengungsi tetap tinggal di daerah itu dalam jangka panjang. Mereka juga menyuarakan keprihatinan atas kebisingan dan perilaku para pengungsi.

Dilansir Foxnews, Selasa 8 November 2016, seorang hakim lokal dari Pengadilan Administratif Munich mengatakan bahwa para pendatang baru tersebut tidak boleh memanfaatkan tembok untuk permainan maupun penggunaan rekreasi lainnya.

Pembangunan dinding ini merupakan salah satu contoh bagaimana kebijakan pengungsi oleh Kanselir Jerman Angela Merkel tidak sepenuhnya bekerja atau diterima dengan hangat oleh warga Jerman. Kabarnya, dinding ini akan ditutupi dengan tanaman merambat jika sudah rampung.

Merkel baru-baru ini mengakui bahwa Jerman mungkin telah gagal dalam kebijakan imigrasi pintu terbukanya. Sejauh ini, Jerman telah menampung lebih dari 1.3 juta pencari suaka. Namun, pemerintah masih berupaya untuk mempertimbangkan kembali kebijakan migrasi.