Qoriah Terkenal Indonesia Pukau Muslim di Washington DC

Qoriah terkemuka di Indonesia Hajjah Maria Ulfah saat di Washington DC.
Sumber :
  • KBRI Washington DC

VIVA.co.id – Sebuah acara promosi Indonesia yang dilakukan tahun ini di jantung kota Washington D.C mengambil tema menarik, "Performing Indonesia: Islamic Intersections."  Acara tersebut digelar sejak 10 September hingga 16 November 2016. Salah satu acara yang diadakan menampilkan qoriah terbaik Indonesia Hajjah Maria Ulfah.

Di acara tersebut Hajjah Maria Ulfah  memberikan kuliah dan demonstrasi dengan tajuk The Art of Quranic Recitation di Corcoran School of the Arts and Design (CSAD), pada Sabtu siang, 5 November 2016. Melalui acara yang dimoderatori oleh Anne Rasmussen, guru besar musik dan etnomusikologi dari College of William and Mary, Williamsburg, Virginia, dan dihadiri oleh sekitar 60 undangan, Maria Ulfah memukau seluruh undangan dengan keindahan lantunan Alquran yang ia bacakan.

Ini merupakan program keempat dalam seri Performing Indonesia yang merupakan kerja sama KBRI Washington, D.C. bersama Freer and Sackler The Smithsonian Museum of Asian Arts, lembaga yang sangat prestisius di Amerika, serta The George Washington University dalam kerangka program Rumah Budaya Indonesia (RBI), Kemdikbud RI.

Bagi Indonesia, tema Islamic Intersections dianggap tepat waktu karena sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, rakyat Indonesia hidup di alam pluralisme dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika yang juga mirip dengan pengertian  “Pluribus Unum” yang menjadi motto negara Amerika. Dalam presentasinya, Maria Ulfah menyampaikan bahwa seni dalam Alquran terbagi dua, yaitu kaligrafi dan seni baca. Sementara itu, gaya membaca kitab suci Al Qur’an ada lima: Hadr (sedikit cepat), Tadwir (sedang), Murattal (datar, tenang tanpa tergesa-gesa), Tahqiq (pelan) dan Mujawwad (menggunakan irama tertentu dan membutuhkan teknik pernafasan tingkat tinggi).

"Di Indonesia, baik pria maupun wanita yang membaca Alquran menikmati jenis popularitas yang diasosiasikan dengan musik pop , opera dan bintang-bintang olahraga sebagaimana di negara-negara Barat. Pembacaan Alquran dilakukan dalam perayaan-perayaan Islam, seperti pada peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad dan turunnya Alquran, acara atau kegiatan dalam keluarga seperti pernikahan, ulang tahun, dan pemakaman dan upacara di kalangan publik seperti pembukaan kantor baru dan memulai suatu acara amal," ujar Maria Ulfah dihadapan peserta, seperti dikutip dari pers rilis yang disampaikan KBRI Washington DC pada VIVA.co.id, 7 November 2016. 

"Dan mungkin hanya di Indonesia, kompetisi pembacaan Alquran dilakukan oleh banyak lembaga seperti sekolah, universitas, perusahaan swasta, kantor pemerintah pada level desa, distrik, provinsi, dan nasional," ujar Maria Ulfah menambahkan.

Kepada pengunjung yang hadir, Maria Ulfah juga bercerita, kontestan kompetisi pembacaan Alquran beragam usia, termasuk anak-anak, remaja, lelaki dan perempuan, bahkan tuna netra. Pemenang mendapatkan berbagai macam hadiah dan mereka sering dihargai dan dihormati publik. Hal-hal inilah antara lain yang disampaikan Maria Ulfah ke audiens Amerika sebagai sesuatu yang signifikan di Indonesia terkait pembacaan Alquran di banding negara lain di dunia.

Menurut Rasmussen, “Pembaca Alquran di kalangan perempuan di Arab jarang dan umumnya tidak diketahui karena mereka terkadang excluded dari publik dan dipisahkan dari lelaki. Ilmuwan relijius di sejumlah bagian dunia Muslim menganggap suara wanita terlarang (haram) dan dengan demikian mendegradasi mereka ke ranah pribadi (private).”

Hal ini dikontraskan Rasmussen dengan keadaan di Indonesia yang jelas tidak membedakan antara hak-hak pria dan wanita, termasuk dalam berkiprah di ranah religi.

Semua mengetahui bahwa kepopuleran Hajjah Maria Ulfah luar biasa dalam melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Hal tersebut dirasakan bukan hanya di Indonesia, tetapi telah pula diakui di dunia internasional. Maria terkenal di banyak negara di Eropa, Mesir, Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Iran, Jordan, Libya dan Qatar.

Walau telah berusia 61 tahun, stamina Maria terhitung prima dan suaranya masih nyaring dan bening. Motivasi Maria tidak pernah surut dalam memperkenalkan ayat-ayat suci Alquran yang dilantunkan dengan indah. Hajjah Maria Ulfah, ikon Indonesia untuk seni baca Alquran, masih akan tampil berbicara di berbagai lembaga pendidikan penting di Washington DC dalam seminggu ini sebelum kembali ke Indonesia.

(mus)