Israel Ingin Klaim Kedaulatan di Tepi Barat

Pos penjagaan Israel di perbatasan dengan Palestina.
Sumber :
  • Reuters/Abed Omar Qusini

VIVA.co.id – Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennett mendesak negaranya untuk menetapkan kedaulatan atas wilayah pendudukan di Tepi Barat, rumah bagi warga Israel.

Hal ini sebagai bentuk balasan atas Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru yang mengutuk aktivitas pembangunan pemukiman ilegal.

"Saya melihat Dewan Keamanan PBB akan memaksa resolusi (pemukiman ilegal) terhadap Israel. Jika itu terjadi, kita perlu memiliki respons cepat dan tepat. Wilayah Yudea dan Samaria, termasuk Ma'aleh Adumim, Gush Etzion, Ariel, Ofra dan Beit El, adalah kedaulatan Israel," kata Bennett, seperti dikutip situs Russia Today, Senin, 31 Oktober 2016.

Menurutnya, Resolusi Dewan Keamanan PBB menjadi pemantik yang menempatkan rencana ini menjadi sebuah tindakan. "Sekarang saatnya untuk memperluas kedaulatan kita di Tanah Israel," ungkapnya.

Sementara, para aktivis dan politisi sayap kanan Israel berencana untuk menuntut pembentukan RUU baru untuk mencaplok wilayah terbesar ketiga pemukiman di Tepi Barat, Ma'aleh Adumim, rumah bagi lebih dari 37 ribu warga Yahudi.

Palestina telah memulai beberapa resolusi sepihak di Dewan Keamanan PBB selama bertahun-tahun dengan tujuan untuk menghukum Israel atas kegiatan pembangunan ilegal di Yudea dan Samaria. Mereka berharap bahwa tekanan internasional mungkin membantu untuk memfasilitasi perundingan penyelesaian damai dengan negara Yahudi.

Pada September lalu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meyakinkan Majelis Umum PBB bahwa negaranya akan berusaha memperbaharui resolusi DK PBB yang menyatakan Israel melakukan kegiatan pembangunan pemukiman ilegal di Yudea dan Samaria.

Kendati demikian, keluarnya resolusi ini bergantung pada Amerika Serikat, di mana negara itu tengah bersiap menggelar pemilihan presiden pada 8 November. Sebelumnya, 88 Senator AS mendesak Presiden Barack Obama untuk memveto sepihak Resolusi DK PBB yang menyangkut terganggunya kepentingan Israel.

Lebih dari 500 ribu warga Israel tinggal di pemukiman di Tepi Barat dan sekitar Yerusalem Timur, yang dibangun sejak pendudukan Israel di wilayah Palestina pada 1967.