AS Kerahkan Pasukan ke Perbatasan Rusia
- Reuters/Roman Baluk
VIVA.co.id – Amerika Serikat mengerahkan 330 personel marinirnya ke kota Trondheim, Norwegia, sebagai antisipasi dalam menghadapi pergerakan pasukan Rusia.
Kementerian Pertahanan Norwegia mengungkapkan, 330 marinir ini yang dirotasi sekitar 1.000 kilometer dari perbatasan Rusia, akan terlibat dalam berbagai pelatihan dan manuver militer.
Seperti diberitakan Channel News Asia, Selasa, 25 Oktober 2016, pengumuman ini datang seiring meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan Barat terkait aneksasi Crimea dari Ukraina dan konflik Suriah.
Hingga kini, AS telah menempatkan sejumlah besar peralatan militer strategis di Norwegia yang juga merupakan sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Akan tetapi, belum ada penempatan pasukan di wilayah tersebut.
"Inisiatif Amerika ini telah diterima dan sesuai dengan program NATO untuk meningkatkan latihan dan manuver militer dalam aliansi. Pertahanan Norwegia juga bergantung pada bala bantuan sekutu," kata Menteri Pertahanan Norwegia, Ine Eriksen Soreide.
Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Oslo, Norwegia, menyatakan terkejut atas ide pengerahan pasukan AS di salah satu negara Skandinavia tersebut.
Menurut Juru Bicara Kedutaan Besar Rusia, Maxime Gourov, penyebaran pasukan ini mengirimkan sinyal negatif ke arah timur dan menciptakan konfrontasi zona seperti di era Perang Dingin.
"Kami ingin mengetahui mengapa Norwegia meningkatkan potensi militer, khususnya mengizinkan Amerika menempatkan pasukannya di Trondheim," papar Gourov.
Sebelum memutuskan bergabung dengan NATO, Norwegia tak mengkhawatirkan Rusia dengan berjanji untuk tidak membuka wilayahnya sebagai basis pasukan tempur asing. Asalkan, selama Norwegia tidak diserang atau mendapat ancaman melalui serangan.
Namun, perjanjian ini kemudian diubah lantaran adanya kemungkinan hadirnya pasukan tempur asing untuk melakukan manuver di negara itu.
Pada Juli lalu, NATO telah mengumumkan akan menyebarkan empat batalion (4.000 personel militer) multinasional ke Polandia dan negara-negara Baltik untuk mencegah serangan dari negeri Beruang Putih.