Melafalkan Prosedur Kerja, Kebiasaan Unik Warga Jepang
- Fajar GM
VIVA.co.id – Para pekerja di Jepang memiliki kebiasaan melafalkan langkah demi langkah prosedur kerja profesi mereka. Kebiasaan ini juga yang membuat sarana dan prasarana umum maupun swasta di negara matahari terbit itu terjaga.
Jaringan kereta api cepat Shinkansen misalnya. Layanan transportasi yang mulai beroperasi sejak 1964 itu terkenal tak pernah mengalami kecelakaan. Padahal, diperlukan kecermatan untuk merawat sarana dan prasarana layanan transportasi yang saat ini rangkaian gerbongnya bisa mencapai kecepatan maksimal 240 hingga 320 kilometer per jam itu.
"Shinkansen itu zero accident," ujar Sekretaris PT MRT Jakarta, Tubagus Hikmatullah, di sela-sela 'MRTJ Journalist Fellowship Program' di Tokyo, Jepang, Senin, 17 Oktober 2016.
Kecermatan juga menjadi penyebab sarana dan prasarana transportasi dari negara Jepang masih andal meski telah digunakan lama, bahkan hingga puluhan tahun. Akibatnya, sejumlah negara, termasuk Indonesia, kerap mengimpor sarana dan prasarana transportasi dari Jepang.
PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) sering melakukan pengadaan gerbong kereta dari Tokyo Metro, pengelola jaringan kereta api bawah tanah Tokyo. Gerbong yang didatangkan pernah digunakan di sana. Bahkan, gerbong seri 7000 juga pernah didatangkan. Gerbong seri itu adalah gerbong yang oleh Tokyo Metro digunakan pada tahun 1974.
Meski demikian, kondisinya tetap bagus meski digunakan lagi di Jakarta setelah beroperasi lebih dari 30 tahun di Tokyo.
"Itu menandakan kecermatan perawatan yang dilakukan bangsa Jepang saat gerbongnya masih digunakan di Jepang," ujar Dominik, seorang pengamat perkeretaapian yang juga pengguna KCJ.
Jurnalis VIVA.co.id, Fajar GM, menyaksikan bagaimana masyarakat Jepang menjadikan kecermatan sebagai cara hidup. Kecermatan tidak hanya diterapkan saat seseorang melakukan pekerjaan rumit, seperti merawat sarana dan prasarana transportasi. Berbagai profesi, mulai dari pramugari hingga kasir minimarket juga menjalankannya.
Dalam perjalanan pesawat dari Jakarta ke Tokyo, seorang pramugari memastikan pintu pesawat tertutup rapat sebelum lepas landas. Caranya, dengan melafalkan prosedur inspeksi. Pramugari itu secara lisan memastikan setiap pengunci berfungsi menahan pintu supaya tidak terbuka. Dari kejauhan, ia tampak berbicara sendiri. Namun, jika paham maksud perkataannya, pramugari itu sedang melaksanakan kebiasaan bangsa Jepang berlaku cermat ketika sedang bekerja.
Di Tokyo, seorang kasir minimarket menjalankan kebiasaan yang sama. Ia melafalkan setiap tahapan dalam menjalankan prosedur menerima pembayaran dari pembeli. Kasir, menyebutkan setiap tahapan mulai dari menyampaikan jumlah yang harus dibayar, memastikan jumlah uang yang diterima, menyampaikan jumlah uang kembali, kemudian berterima kasih kepada pelanggan. Ia memastikan pembeli membayar dengan jumlah uang yang sesuai, juga menerima uang kembali dengan jumlah yang tepat.
Hal itu, bukan sekadar prosedur kerja, namun bagian dari budaya bangsa Jepang bekerja dengan cermat.