Raja Thailand Wafat, Rakyatnya Kompak Berbaju Serba Hitam
- REUTERS/Athit Perawongmetha
VIVA.co.id – Rakyat Thailand, untuk pertama kali dalam kurun 70 tahun, pagi ini memulai hari tanpa bersama raja mereka. Mereka menyambut hari dengan duka cita setelah Raja Bhumibol Adulyadej - pemimpin monarki terlama di dunia - wafat pada Kamis malam di usia ke-88 tahun.
Raja Bhumibol memang sudah bertahun-tahun sakit-sakitan. Namun berita kematiannya ini tetap saja mengejutkan rakyat di negeri berpenduduk 67 juta jiwa itu.
Suasana duka langsung menyelimuti penjuru Thailand. Itu sebabnya, menurut kantor berita Reuters, pada Jumat pagi tadi jalan-jalan protokol di Ibu Kota Bangkok - yang biasanya ramai dengan kemacetan lalu lintas - tampak lengang.
Cuma ada kerumunan warga yang hampir semua berpakaian serba hitam. Mereka tampak berduyun-duyun ke Istana Agung di Bangkok untuk memberi penghormatan terakhir di depan foto besar raja. Ada pula yang pergi ke rumah sakit tempat raja selama ini dirawat hingga menghembuskan nafas terakhir.
Di Istana Agung, ribuan pelayat sudah berbaris antre ke gerbang masuk. Sesampai di dalam, mereka menyiramkan air ke pigura bergambar raja, yang merupakan tradisi berkabung keluarga kerajaan di Thailand. Tidak sedikit yang memanjatkan doa.
"Raja adalah jantung bagi seluruh negeri ini," kata Suthad Kongyeam, seorang pegawai negeri sipil berusia 53 tahun. "Rasanya seperti ditinggal pergi ayah kandung," lanjut dia.
PNS seperti Suthad hari ini bisa pergi melayat karena hari ini pemerintah meliburkan semua pegawai. Kantor-kantor swasta pun bisa meliburkan pegawai hari ini sebagai bentuk bela sungkawa.
Kendati demikian, kegiatan bisnis dan keuangan di Thailand hari ini tetap beroperasi. Bahkan indeks harga saham di bursa Bangkok pagi tadi dibuka menguat lebih dari tiga persen, sedangkan kurs mata uang baht atas dolar naik 1,3 persen. Para pelaku pasar berharap bahwa stabilitas politik dan keamanan serta masa transisi penguasa monarki di Thailand setelah mangkatnya Raja Bhumibol bisa tetap berjalan baik.