'Teroris' Incaran Turki Masuk 500 Tokoh Muslim Berpengaruh

Fethullah Gulen saat berada di rumahnya di Saylorsburg, Pennsylvania, AS.
Sumber :
  • Reuters/Greg Savoy/Reuters TV

VIVA.co.id – Hodjaefendi Fethullah Gulen selama ini dianggap sebagai sebagai teroris oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Namun, ulama berusia 75 tahun yang bersuaka di Amerika Serikat itu masuk dalam daftar 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia oleh lembaga The Royal Islamic Strategic Studies Center, yang berada di bawah naungan lembaga Royal Aal al-Bayet Institute di Yordania.

Seorang pengkhotbah, pemikir dan pendidik, Gulen menduduki peringkat ke-48. Ia juga pendukung Gerakan Nurcu yang dibentuk oleh Said Nursi (1878-1960). Sedangkan Presiden Erdogan berada di peringkat ke-8.

Menurut laman Themuslim500.com, Kamis 13 Oktober 2016, popularitas dan pengaruh Gulen di Turki telah menjadi salah satu kekuatan pendorong yang membawa isu sosial, dan akhirnya menyentuh ranah politik, yang membantu memberdayakan politik Muslim di Negeri Kebab itu.

Kendati demikian, meskipun cara damai dan khotbahnya di hadapan organisasi masyarakat, Gulen dibenci oleh pemerintahan sekuler Turki.

Atas pertentangan tersebut, Gulen akhinya minggat dan menetap di Pennsylvania, Amerika Serikat, sejak 1999 hingga sekarang.

Pada pertengahan tahun ini, nama Gulen menjadi perbicangan panas lantaran dituduh mendalangi kudeta militer pada 15 Juli oleh pemerintahan Erdogan.

Akibatnya, banyak pendukung, baik di organisasi maupun lembaga negara, yang berkaitan dengan Gulen, seperti polisi, pengadilan dan sekolah, menjadi target 'pembersihan'.

Erdogan sendiri berada di posisi delapan dalam 500 tokoh Muslim yang paling berpengaruh di dunia.

Diperkirakan sekitar 70 ribu orang terjaring dalam Operasi anti-Gulen. Hal ini pula yang menyebabkan Turki secara resmi meminta Amerika Serikat mengekstradisi Gulen untuk diproses secara hukum.

 

(ren)