Terinfeksi Ebola, Suster Inggris Kembali Masuk Rumah Sakit
- Daily Record.
VIVA.co.id – Seorang suster Inggris yang pernah terinfeksi ebola kembali dilarikan ke rumah sakit. Ia menderita demam tinggi, dan masuk rumah sakit dengan pengawalan khusus dari polisi.
Pauline Cafferkey tertular virus ebola saat ia menjadi relawan medis i Sierra Leone tahun 2014. Sejak kembali ke Inggris awal 2015, ia sudah tiga kali masuk rumah sakit. Diberitakan oleh Daily Record, Pauline dibawa dari rumahnya di Halfway, Cambuslang ke rumah sakit Queen Elizabeth University Hospital di Glasgow. Ia dibawa pada Kamis pagi, 6 Oktober 2016, menggunakan ambulans.
Juru bicara rumah sakit mengatakan, suster Cafferkey dibawa ke rumah sakit untuk monitoring rutin dari tim penyakit infeksi menular. "Dia masih dalam penyelidikan saat ini, dan kondisinya semakin stabil," ujar juru bicara tersebut.
Suster Cafferkey tiba di bandara Heathrow pada Desember 2014 setelah lebih dari enam minggu bekerja di Afrika Selatan. Ia dan sekitar 50 pekerja medis lainnya diberikan formulir assesmen yang meminta mereka mengisi data, termasuk suhu tubuh dan data lainnya.
Namun Cafferkey dibebaskan meski ia melaporkan kondisi suhu tubuh yang tinggi. Setelah beberapa hari kembali ke Skotlandia, ia dilarikan ke rumah sakit karena demam tinggi. Cafferkey lalu diisolasi selama satu bulan. Ia sempat dikabarkan berada dalam kondisi khusus. Akhir Januari ia dinyatakan sembuh.
Namun Oktober tahun 2015, ia kembali masuk rumah sakit dan dilaporkan terkena meningitis yang disebabkan oleh virus Ebola.
Saat itu, Cafferkey sempat dikabarkan kembali kritis. Namun November 2015 ia dipindahkan ke rumah sakit Queen Elizabeth untuk melanjutkan pengobatan sebelum diijinkan pulang ke rumah. Bulan Februari 2016, ia kembali sakit dan menderita komplikasi yang terkait dengan infeksi sebelumnya. Ia kembali diterbangkan ke London. Namun tak sampai satu bulan, ia diijinkan pulang.
Cafferkey sempat disidang karena dianggap berbohong saat mengisi formulir. Namun ia bebas dari tuntutan setelah pengadilan tak mendapatkan bukti bahwa ia melakukan kebohongan. "Tak akan ada pekerja medis yang secara sengaja ingin melukai atau menularkan penyakit pada orang lain," ujarnya.
(mus)