Bantai Abu Sayyaf, Militer Filipina Diberi 'Obat' Antistres
- Reuters/Erik De Castro
VIVA.co.id – Personel Angkatan Bersenjata Filipina yang dikirim ke garis depan dari operasi militer besar-besaran pemerintah menumpas kelompok bandit Abu Sayyaf di Sulu, Basilan, Filipina Selatan, akan menjalani pembekalan psikologi perang terlebih dahulu.
Hal ini untuk mengatasi kerasnya beban psikologis mereka dalam berperang yang berakibat pada Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Melansir situs Inquirer, Rabu, 5 Oktober 2016, berdasarkan laporan dari Joint Task Force Sulu (JTFS) di Camp Bautista, menyebut tiga kompi tentara dari batalyon yang berbeda mengikuti pembekalan psikologi perang yang dilakukan oleh tim medis angkatan bersenjata yang didatangkan langsung dari Rumah Sakit Pusat Militer Filipina.
Brigjen Arnel dela Vega, selaku Komandan JTFS, mengatakan, sudah masuk minggu ketiga pembekalan oleh tim medis yang terdiri dari profesional kesehatan dari berbagai spesialisasi, yang sebagian besar berasal dari Dinas Kesehatan Psikologis dari rumah sakit militer, serta pemuka agama dari Layanan Chaplain.
Pembekalan adalah mekanisme untuk memastikan kesehatan psikologis, moral dan kesejahteraan tentara yang terlibat dalam operasi tempur yang sangat berbahaya. Jenis stres pertama kali diamati pada pasukan AS selama Perang Vietnam oleh tenaga medis dan ditemukan untuk menjadi jenis PTSD.
"Pembekalan antistres merupakan bagian dari program militer Filipina untuk mengurus kesehatan dan kesejahteraan tentara yang terlibat dalam pertempuran," kata Dela Vega.
Menurutnya, pembekalan ini bertujuan untuk mengatasi kemungkinan kasus PTSD yang dialami tentara. Dela Vega menambahkan, pembekalan menyediakan program kesehatan terus tentara dari petugas saat dan pasukan mendapatkan ditugaskan atau terdaftar sampai mereka pensiun.