Untuk Saling Melindungi, Jurnalis Perlu Berhimpun
VIVA.co.id – Jurnalis merupakan salah satu profesi yang menantang, terutama bagi mereka yang ditempatkan di wilayah dengan risiko tinggi seperti negara konflik. Menurut data, dalam seperempat abad terakhir, sekitar 2.200 wartawan tewas ketika menjalani tugas mereka.
Kebanyakan dari mereka yang tewas menjalankan tugas melaporkan berita, terutama mereka yang bertugas di situasi perang, revolusi, kejahatan, dan korupsi. Menanggapi hal ini, Lembaga Masyarakat Sipil dan Pengembangan Media Canada, IREX menilai ,bahwa setiap individu yang berprofesi sebagai jurnalis perlu membangun sebuah komunikasi dan komunitas, sebagai wadah untuk berbagi pengalaman yang sama.
"Perlu membangun metode dimana jurnalis bisa duduk bersama dan saling berbagi pengalamannya. Namun ada beberapa kendala seperti bahasa dan budaya negara yang terkadang berbeda. Jika hal ini bisa diminimalisir, bagi kami tantangan di lapangan bisa diselesaikan bersama-sama," kata aktivis IREX, Kim Pham di dalam acara Jakarta Wold Forum, Rabu, 21 September 2016.
Ia kemudian memberi contoh seperti beberapa negara di Afrika, Ethiopia dan Somalia, dimana ada tantangan yang dihadapi jurnalis seperti hilangnya rasa saling percaya dan kompleksitas isu yang terjadi di wilayah tempat mereka meliput berita.
"Menurut kami, bukan soal isu keamanan saja yang menjadi masalah bagi jurnalis di negara dengan resiko tinggi. Permasalahan kemanusiaan seperti kurangnya rasa saling percaya dan komunikasi antar jurnalis juga bisa menjadi hambatan ketika seseorang menjalankan tugasnya di lapangan," kata Kim Pham.
Meski demikian, ia tak menampik bahwa kompleksitas permasalahan dan tantangan terbesar yang dihadapi jurnalis di negara berisiko tinggi dan wilayah konflik adalah ancaman keselamatan nyawa. Namun ia menilai, semua pekerjaan memiliki risikonya masing-masing.
"Memang semua pekerjaan ada risikonya. Namun saya yakin dengan adanya dukungan untuk "safety journalist" dan bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku di wilayah peliputan, kemungkinan ini akan bisa diminimalisir.”
(mus)